RI-India Sepakat Kerja Sama Pendidikan Tinggi
http://www.kemdiknas.go.id/list_berita/2011/india.aspx

04 Februari 2011 | Laporan oleh ahmad_dj
Depok — Pemerintah Indonesia dan India menyepakati kerja sama bidang pendidikan tinggi. Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh menyampaikan, kesepakatan ini dicapai pada kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke India pekan lalu. salah satu kerja sama pendidikan yaitu di bidang teknik.

“India punya kekuatan di IT (information technology) yang sudah terbukti. Oleh karena itu, kita ingin kerja sama dengan India,” kata Menteri Nuh seusai mengunjungi para penerima beasiswa BIDIK MISI di Depok, Jawa Barat, Kamis (3/2/2011).

Jumlah mahasiswa Indonesia di India sebanyak 109 orang, dan sedikitnya ada tiga perguruan tinggi di sana masuk 200 besar dunia, dan sekelas ITB. Kerja sama lain yang dijalin, kata Mendiknas, di bidang pendidikan jarak jauh. “Ini penting untuk jumlah penduduk yang sangat besar. Kalau hanya mengandalkan pembelajaran konservatif perlu infrastruktur yang sangat luar biasa. Karena itu, perlu kita akomodasikan tentang distance learning,” ujarnya.

Saat ini, Universitas Terbuka (UT) telah menyelenggarakan pendidikan jarak jauh. Mendiknas menyebutkan, jumlah mahasiswa UT mencapai ratusan ribu paling besar di Indonesia. “Di UT itu ingin kita gabungkan dan perkuat dengan namanya e-education. Jadi edukasi yang berbasis elektronik,” katanya.

Artinya, ke depan tidak hanya UT yang diberikan lisensi untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh, tetapi perguruan-perguruan tinggi lain yang mumpuni seperti UT kita berikan lisensi. “Sehingga dengan demikian UT akan semakin besar,” katanya.

Pembelajaran jarak jauh ini diselenggarakan juga untuk menggenjot kenaikan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi. Mendiknas menyebutkan, target APK pada 2014-2015 adalah 30%. Setiap satu persen kenaikan APK, kata Mendiknas, berarti perlu menambah dan menyiapkan 400 ribu kuota mahasiswa baru. Langkah yang ditempuh pemerintah untuk menaikkan APK ini yaitu dengan ekspansi perguruan tinggi yang sudah ada. Mendiknas mencontohkan, IPB yang setiap tahun menerima 5.000 mahasiswa dinaikkan menjadi 6-7 ribu. “Kapasitasnya yang kita ekspansi,” ujarnya.

Langkah lain yang ditempuh, lanjut Mendiknas, dengan mendirikan universitas baru. Pada 2010, kata Mendiknas, pemerintah telah mendirikan lima universitas negeri baru di Merauke, Tarakan, Bangka Belitung, Batam, dan Pangkalpinang. “Yang ketiga cara memperbanyak dengan memperkuat distance learning. Dengan itu, kuota bisa kita naikkan,” katanya.

Keuntungan kerja sama dengan India adalah biaya hidup yang murah. Biaya hidup di India sebanyak US$ 300 atau Rp3 juta per bulan. Adapun beasiswa yang diberikan pemerintah sebanyak US$1.000. “Ini yang mau kami genjot,” ujar Menteri Nuh. (ridwan/agung)