Sabtu, 19/03/2011 04:02 WIB
BPOM: Makanan Asal Jepang Harus Bersertifikat Bebas Radioaktif
Jakarta – Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) terus melakukan pengawasan terhadap produk pangan olahan impor asal Jepang yang kemungkinan terkontaminasi radioaktif pasca meledaknya reaktor di PLTN Fukushima akibat gempa. BPOM melalukan beberapa langkah pengawasan.
Kepala Biro Hukum dan Humas Badan POM, Hendri Siswadi, mengatakan, produk pangan olahan impor asal Jepang yang dikapalkan setelah tanggal 11 Maret 2011, wajib disertai dengan Sertifikat Bebas Radioaktif dari lembaga yang berwenang di negara asal sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“Dalam hal diduga ada produk terkontaminasi, maka Badan POM akan melakukan pengambilan sampel untuk kemudian dilakukan pengujian oleh BATAN. Monitoringdan pengawasan secara terus menerus dilakukan Badan POM bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Bea Cukai, Kementerian Kesehatan, BATAN, BAPETEN, Kementerian Perdagangan dan instansi terkait lainnya,” ujarnya.
Sementara untuk produk pangan olahan impor asal Jepang yang dikapalkan (pre-shipment) sebelum tanggaf 11 Maret 2011, termasuk produk pangan yang beredar di pasar saat ini, BPOM menyatakan produk itu aman untuk dikonsumsi.
“Karena produk tersebut tidak terkontaminasi oleh radioaktif pasca gempa dan tsunami di Fukushima Jepang,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, Singapura dan Thailand secara random akan melakukan tes pada produk makanan impor dari Jepang. Hal ini dilakukan untuk mengecek kemungkinan kontaminasi radiasi.
Yang diprioritaskan untuk dicek adalah makanan segar dan produk segar, termasuk sayuran dan buah. Langkah Thailand ini ditempuh sehari setelah Singapura mengumumkan, pihaknya ingin memastikan bahwa makanan yang diimpor dari Jepang bebas radiasi. Badan pengawas makanan Singapura, AVA (Agri-Food and Veterinary Authority of Singapore) tengah melakukan pengujian terhadap produk-produk pangan dari Jepang. (lrn/lrn)
>>>
Jumat, 18/03/2011 14:51 WIB
Kemlu Serahkan Masalah Makanan Impor dari Jepang ke BPOM
Jakarta – Makanan impor dari Jepang yang masuk ke Indonesia sepekan terakhir ini dikhawatirkan terkena dampak radiasi nuklir. Kementerian Luar Negeri menyerahkan hal tersebut kepada Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
“Mengenai makanan, ada instansi khusus mengenai bahan makanan impor dari luar
negeri,” ujar Jubir Kemlu, Michael Tene dalam pressbriefing di Kemlu, Jl Pejambon,
Jakarta, Jumat (18/3/2011).
Michael menjawab pertanyaan wartawan mengenai peran Kemlu terhadap makanan impor dari Jepang yang masuk ke Indonesia. Michael enggan berkomentar lebih jauh dan mempersilahkan menanyakan hal tersebut kepada pihak yang menangani dalam hal ini BPPOM.
“Kita tidak menangani,” imbuh dia.
Sebelumnya, Kepala BPOM Kustantinah mengatakan, pihaknya akan memantau ketat makanan olahan dari Jepang. Makanan olahan dari Jepang itu jumlahnya 3% dari produk pangan yang terdaftar di BPOM. Ada sekitar 1.300 jenis makanan olahan dari Jepang.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menegaskan, tes pada produk laut segar impor Jepang akan dilakukan untuk menghindari ancaman radiasi akibat meledaknya PLTN Fukushima di Jepang. Selain produk laut segar, makanan segar dari Jepang juga akan dites. Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Suswono, makanan segar akan dites oleh Badan Karantina Kementerian Pertanian. (mpr/vit)
>>>
Jumat, 18/03/2011 10:58 WIB
Pemerintah Diminta Awasi Makanan Impor dari Jepang
http://www.detiknews.com/read/2011/03/18/105817/1595228/10/pemerintah-diminta-awasi-makanan-impor-dari-jepang?nd992203605
Jakarta – Kalangan DPR meminta pemerintah melakukan pengawasan produk makanan dari Jepang. Sebab dikhawatirkan makanan yang diimpor dari Jepang dalam sepekan terakhir terpapar radiasi nuklir.
“Ya perlu Indonesia mengawasi makanan impor dari Jepang supaya bebas radiasi nuklir,” ujar anggota Komisi IX DPR dari FPDIP, Rieke Diah Pitaloka, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (18/3/2011).
Hal ini disampaikan Rieke menanggapi sejumlah negara yang menerapkan siaga atas masuknya produk makanan dari Jepang. Misalnya Malaysia yang sudah menerapkan dalam beberapa hari yang lalu. Menurut Rieke, pemerintah memiliki kewajiban menjamin keamanan warganya. Karenanya, menjaga makanan mengandung radiasi nuklir masuk ke tanah air menjadi penting.
“Pemerintah sebaiknya mengikuti negara lain untuk memberikan jaminan bahwa makanan itu aman. Harus ada gerak cepat dari pemerintah kita terutama Kementerian Kesehatan dan BPOM dan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan apakah impor masih berjalan, barang yang baru datang terutama,” saran Rieke.
Langkah proteksi barang impor dari Jepang, menurut Rieke harus dilakukan secara terkoordinasi oleh semua kalangan. “Proteksi penting untuk memastikan bebas radiasi nuklir. Tapi tidak bisa diisolir karena tidak semua produk terpapar radiasi nukil,” tuturnya.
(van/ndr)
>>>
INFO PENTING
Jumat, 18 Maret 2011
http://www.kemlu.go.id/Pages/Highlights.aspx?IDP=64&l=id
Bantuan bagi Jepang
The Japanese Red Cross Society akan menerima bantuan keuangan dari negara-negara asing melalui RCRCS di negara masing-masing.
Bank : Sumitomo Mitsui lznkiag Cooperation
Cabang : Ginza
No. rekening : 8047705 (Ordinary Account)
SWIFT Code : SMBC JP JT
Payee Name (Penerima) : The Japanese Red Cross Society
Payee Address (Alamat Penerima) : 1-1-3 Shiba Daimon Minato ku, Tokyo JAPAN
2. a. Untuk bantuan dana, dapat disalurkan melalui:
Bank : Sumitomo Mitsui Banking Cooperation
Cabang : Ginza
No. Rekening : 8047670 (Ordinary Account)
SWIFT Code : SMBC JP JT Payee Name: The Japanese Red Cross Society
Payee Address (Penerima) : 1-1-3 Shiba Daimon Minato ku, Tokyo JAPAN
2. b. Untuk bantuan bagi operasional the Japanese Red Cross Society, dapat disalurkan melalui:
Bank : Sumitomo Mitsui Banking Cooperation
Cabang : Ginza
No. rekening : 8047705 (Ordinary Account)
SWIFT Code : SMBC JP JT
Payee Name (Penerima) : The Japanese Red Cross Society
Payee Address (Alamat Penerima) : 1-1-3 Shiba Daimon Minato ku, Tokyo JAPAN
Menjadi Relawan di Tengah Goyangan Gempa
Agung Minta Relawan Indonesia Jauhi Radiasi Nuklir
Tim Kemanusiaan RI Tiba di Jepang
WHO : Radiasi Jepang Menyebar dalam Skala Lokal
BPOM: Makanan Asal Jepang Harus Bersertifikat Bebas Radioaktif
Tepco Minta Izin Tarik Semua Pekerja dari PLTN Fukushima
Skala Radiasi Nuklir Jepang Dinaikkan
Ancaman Nuklir Naik ke Level 5
Jepang Kewalahan Hadapi Krisis Nuklir
Berpacu dengan Waktu, Jepang Semprotkan Air Lagi ke PLTN Fukushima
Tak Ada “Hiroshima” di Fukushima
Tidak Tepat Kaitkan Bencana Tsunami dengan Bantuan Luar Negeri Jepang
Menlu: Jepang Secara Transparan Umumkan Perkembangan Radioaktif
Pemerintah Tak Larang WNI Pergi ke Jepang
Indonesia Belum Pastikan akan Ikut Himbau Eksodus
Sekjen ASEAN: Jepang Akan Bangkit Kembali
Tinggal 112 WNI di Jepang yang Belum Lapor
Hotel di Bali Bersiap Tampung Eksodus Warga Jepang (kecil kemungkinan krn mrk tak akan lari dari negaranya)
Reaktor Nuklir Bocor, Wisatawan Jepang Batalkan 1.000 Kamar di Bali
Jepang Pertimbangkan Untuk Timbun Reaktor Dengan Beton & Pasir
Cek Radiasi, Thailand Mulai Skrining Penumpang dari Tokyo
Amerika Kirim Pakaian Pelindung Radiasi Untuk Jepang
Pemerintah Diminta Awasi Makanan Impor dari Jepang
Ekspor Ikan ke Jepang Menurun 50 persen