Buku MP3EI bisa diunduh dengan klik link di bawah ini:

MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025

>>>

Rois Fatoni

Nah, pertanyaan saya yang membikin MP3EI itu siapa saja, ya ? Apakah teman teman dari kemendiknas ada yang dilibatkan ? Siapa yang mengadopsi istilah community college itu ? Model community college negara mana yang ingin ditiru ? Bagaimana kesiapan kemendiknas tentang “Master Plan” community college ini ? Apakah saya yang ketinggalan informasi mengenai “community college” ini ? Ataukah, MP3EI is just another “master plan” seperti yang sudah sudah yang tidak bisa/tidak konsisten direalisasikan ? Mohon pencerahan. 

Nurfitri Thio

Pak Rois Fatoni, MP3EI berawal dari ide Presiden kita, dirumus secara bersama oleh Komite Ekonomi Nasional (KEN), Komite Inovasi Nasional (KIN), perwakilan asosiasi profesi dan akademisi, pimpinan pelaku usaha, para pakar, pejabat senior negara dsb, kemudian dibawa ke rapat kerja akbar yang dipimpin Presiden RI, yang ikut raker ini wakil Presiden, para menteri kabinet pembangunan I dan II, 400 undangan terdiri dari para direksi dan komisaris BUMN, ketua dan anggota KEN dan KIN, pimpinan perusahan swasta, para gubenur Indonesia, pejabat senior pemerintan, atas mufakat bersama kemudian menghasilkan MP3EI. Kesiapan Kemdiknas berupa reformasi internal yang bisa baca di link Hasil Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Kemdiknas (http://www.kemdiknas.go.id?/list_announcement/hasil_r?bi.aspx). 

Tentang community college saat ini sudah ada 20 di Indonesia namun masih sebatas model (uji coba), sasaran utama di prodi teknik, sains dan pertanian, Untuk proyeksi ke depan, pendidikan teknik akan digenjot dari 15% menjadi 20%, sains dari 5% menjadi 10% dan pertanian di-upgrade menjadi 5%. Model sub kampus ( pendidikan vokasi berkelanjutan ) termasuk di PROGRAM COMMUNITY COLLEGE. Kemdiknas menjamin gagasan community college ketika direalisasikan tidak akan menggerus PTS yang sudah ada di daerah. Rencanyanya di setiap kabupaten atau 500.000 warga terdapat satu community college yang menyiapkan program studi Diploma 1 dan Diploma 2. Untuk konsep kurikulumnya didasarkan pada keunggulan dan potensi daerah bersangkutan. Pendanaan secara bersama-sama antara pemerintah pusat, daerah dan industri. Program ini mulai digagas setelah pertemuan antara menteri-menteri pendidikan ASEAN di Brunei akhir Januari

Selebihnya bisa baca berita-berita di bawah ini :

Kemdiknas Gagas Community College
http://suaramerdeka.com/v1?/index.php/read/cetak/2011?/06/06/148779/Kemdiknas-Ga?gas-Community-College

06 Juni 2011
BANDUNG – Kemdiknas mengagas kehadiran community college terutama di tiap kabupaten guna menunjang pengembangan ekonomi kewilayahan. Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Ditjen Pendidikan Tinggi Kemdiknas Harris Iskandar seusai Sarasehan ITB 2020 and Beyond di Bandung, Sabtu (4/6).“Konsepnya lebih memberi akses luas kepada masyarakat di tengah demand PT yang sangat tinggi. Karena itu, perlu dibuka peluang ini sampai pelosok pedesaan melalui community college,” jelasnya. Menurut dia, karena diarahkan untuk kepentingan ekonomi wilayah, perguruan tinggi lokal tersebut lebih ditekankan pada upaya mengimbangi keunggulan daerah lewat peningkatan keterampilan dan kompetensi. Upaya itu, imbuhnya, bakal diimbangi dengan pembangunan, minimal dua politeknik bermutu di tingkat provinsi. Cakupannya adalah pada langkah revitalisasi di bidang teknik, sains, dan pertanian. Dia menjelaskan, kekhasan atas kebutuhan daerah itu kemudian dijadikan basis kurikulum community college…dst

Kemdiknas Gagas Pendidikan Kejuruan Jadi Empat Tahun
http://www.republika.co.id?/berita/pendidikan/berita/?11/02/07/162709-kemdiknas-?gagas-pendidikan-kejuruan-?jadi-empat-tahun

Kemendiknas Siapkan Program Community College
http://jurnalberita.com/20?11/04/kemendiknas-siapkan-?program-community-college/

Community College Akan Dibangun di Tiap Kabupaten
http://jurnalberita.com/20?11/04/kemendiknas-siapkan-?program-community-college/

Buka Community College untuk Berdayakan Masyarakat
http://www.pedomannews.com?/kampus-a-karier/berita-ka?mpus/news/3740-buka-commun?ity-college-untuk-berdayak?an-masyarakat

Community College tak Akan Likuidasi PTS
http://www.pedomannews.com?/kampus-a-karier/berita-ka?mpus/news/3740-buka-commun?ity-college-untuk-berdayak?an-masyarakat

Rois Fatoni

Terima kasih Bu Nurfitri untuk sharing informasinya. Dari link link berita yang diberikan, saya melihat sepertinya istilah community college itu sendiri bukan usulan dari kemendiknas, tetapi memang dimunculkan oleh penyusun MP3EI. Setelah muncul di “Master Plan”, barulah kemudian kemendiknas meresponnya dengan merencanakan membuka community college, seolah olah community college ini adalah sebuah penyelenggara pendidikan tinggi baru. Oleh karenanya jauh jauh hari sudah ada penekanan bhw ini bukan sebagai ancaman bagi PTS atau lebih tepatnya adalah proram program pendidikan diploma baik negeri maupun swasta yang sudah ada. Padahal, sebenarnya kalau membaca diagram “Model Berbagi dan Integrasi Pendidikan Tinggi dan Menengah”, saya melihat bhw apa yang disebut “community college” itu sesungguhnya adalah satuan penyelenggara pendidikan tinggi yang bertujuan untuk menampung siswa lulusan sekolah menengah jalur vokasional (SMK), termasuk politeknik/akademi yang sekarang ini sudah ada. Hanya saja, memang jumlahnya belum mencukupi dan harus diperbanyak lagi baik program maupun jenjangnya. Saya tidak punya bayangan, apakah community college itu akan diselenggarakan oleh pemerintah secara permanen dengan fasilitas baru dan pengangkatan tenaga pengelola tetap (PNS); ataukah dengan memanfaatkan lembaga lembaga penyelenggara kursus swasta yang sudah ada; atau gabungan dari keduanya. Terus terang ini adalah sebuah pekerjaan berat dan besar bagi insan pendidikan tinggi. Ditambah lagi, kalau memang community college tsb benar benar difahami sebagai entitas penyelenggara pendidikan tinggi yang sama sekali baru, lantas bagaimana menempatkan community college tsb dalam kerangka RUU Pendidikan tinggi yang sudah merumuskan bentuk bentuk Universitas/Institut untuk jalur akdemik dan Akademi/Politeknik untuk jalur vokasional. Sungguh, bagi saya ini adalah sesuatu yang sangat menarik. 

Nurfitri Thio

Pak Rois Fatoni kalo menurut pemahamanku Community College yang rencana akan dimulai tahun ini (walau masih dalam tahap model/uji coba) tidak perlu merubah RUU PT, karena ini bukan bentu pendidikan tinggi baru malainkan termasuk PROGRAM BARU yang butuh Ijin penyelenggaraan Mendiknas dan MOU dengan pihak terkait kerjasama, sama seperti program double degree atau program gelar ganda di pedidikan tinggi jalur akademik yang butuh ijin Mendiknas dan MOU pihak yang terkait dalam dalam kerjasama. Jadi Community College ini merupakan PROGRAM BARU yang masuk ke jalur pendidikan tinggi VOKASI (PROFESIONAL). Berhubung pendanaan yang diharapkan berasal dari pemerintah pusat, daerah dan industri kemungkinan besar nanti yang akan dibuka kebanyakan berasal dari PTN, PTS juga diperbolehkan buka program ini seandainya mendapat dukungan kerjasama dari pihak industri dan SMK. Pihak yang terkait bukan hanya dari PTN/PTS, Pemerintah pusat/daerah dan Industri aja, juga akan melibatkan Seamolec yang bakal membantu di bidang PJJ, LSK (lembaga sertifikasi kempetensi) dan lembaga pelatihan karena bagi program yang melibatkan kerjasama SMK dengan Industri (tidak melibatkan PT) yang bertujuan langsung kerja dibutuhkan sertifikast kompetensi yang diakui nasional. Jadi kebutuhan tenaga pendidik bisa meningkat seandainya program ini bisa berjalan (mendapat sambutan masyarakat terutama yang berasal dari ekonomi menengah ke bawah). 

Salah satu kelebihan program ini adalah kesempatan magang diperluas sehingga skill lapangan jadi meningkat, biaya ditekan semurah mungkin (kabarnya tiap bulan sekitar 100-200ribu) karena mendapat subsidi dari pemerintah dan pihak industri (CSR), tidak ada batasan usia sehingga orang tua tamatan SMA/SMK/MA yang sudah berumur juga bisa lanjut di program ini. Selain itu berhubung jalur D1 dan D2 diperbanyak melalui pendidikan vokasi berkelanjutan sehingga APK PT bisa meningkat dan tingkat pengangguran diharapkan bisa menurun, begitu juga berhubung biaya terjangkau memungkinkan TKI/TKW kita juga bekesempatan ambil program community college sebelum berangkat kerja ke LN, dengan adanya skill dan kompetensi diharapkan mereka tidak sampai hanya bisa kerja sebagai kuli bangunan atau PRT(maaf babu) yang sering dilecehkan dan mendapat penyiksaan, selain jauh lebih dihargai via tenaga kerja terdidik yang kita kirim keluar bakal meningkatkan devisa bagi negara.

Untuk lebih mengenal Program Vokasi Lanjutan (PVL) yang bakal berkembang di Indonesia, bisa nikmati link ini:
http://www.seamolec.org/up?load/1303378887.pdf