Program Afirmasi Jadi Penguatan Mata Rantai Terlemah
http://www.kemdiknas.go.id/list_berita/2011/7/8/rapat-kerja.aspx

08 Juli 2011 | Laporan oleh desliana

Jakarta — Kementerian Pendidikan Nasional melakukan rapat kerja dengan Komisi X DPR RI dengan agenda pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2011, di Gedung Nusantara I DPR, (7/7). Dalam raker ini Mendiknas Mohammad Nuh menjelaskan beberapa program utama yang akan dilakukan pada 2012. Program tersebut antara lain penambahan kuota beasiswa, penguatan kualitas dan daya saing pendidikan tinggi, pembayaran tunjangan guru dan percepatan sertifikasi, serta program afirmasi.

Menteri Nuh menuturkan, program afirmasi merupakan program penguatan mata rantai yang terlemah. Program afirmasi ini dipecah lagi menjadi beberapa program yang lebih spesifik, di antaranya rekonstruksi sarana pendidikan di daerah bencana, intervensi untuk 100 kabupaten/kota dengan nilai ujian nasional murni rendah, dan percepatan pembangunan pendidikan di Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Ada beberapa pertimbangan yang menyebabkan NTT menjadi propinsi pilihan untuk program percepatan pembangunan pendidikan. Salah satunya adalah rendahnya kualitas Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di propinsi ini. “Di NTT itu tingkat kesehatannya rendah, dan tingkat kemiskinannya tinggi. NTT berbeda dengan Papua yang memiliki sumber daya tinggi,” ujar Menteri Nuh.

Hasil Workshop Percepatan Pembangunan Pendidikan di NTT yang berlangsung pada 24 dan 25 Juni lalu telah memberikan pemetaan yang cukup baik mengenai kondisi pendidikan di NTT. “Kami sudah dapat peta pendidikan di NTT. Dari situ kami ingin langsung ada percepatan, tidak perlu menunggu 2012. Apa yang bisa dilakukan sekarang, ya dilakukan,” tegas Menteri Nuh.

Sementara program intervensi untuk 100 kabupaten/kota dengan nilai UN murni rendah pada tahun lalu terbukti berpengaruh positif terhadap prestasi akademik sekolah-sekolah di 100 kabupaten/kota tersebut. Karena itu Kemdiknas akan terus melanjutkan program ini untuk memberikan perhatian khusus kepada sekolah-sekolah itu demi perbaikan kualitas pendidikan.

Sedangkan untuk penambahan kuota beasiswa, Menteri Nuh memberikan penjelasan mengenai target Bidik Misi (Beasiswa Pendidikan untuk Mahasiswa Miskin) pada tahun 2012. Tahun ini, jumlah penerima Bidik Misi sebanyak 20-ribu mahasiswa. “Yang mendaftar Bidik Misi tahun ini lewat jalur undangan ada 65-ribu. Kemudian lewat SNMPTN ada 5700-an. Itu berarti ada sekitar 70-ribu (pendaftar). Jumlah pendaftar besar sekali,” tutur Menteri Nuh.

Karena itu, Kemdiknas akan menambah kuota untuk Bidik Misi sebesar 10 ribu, sehingga jumlah penerima Bidik Misi pada 2012 sebanyak 30 ribu mahasiswa.

Untuk pencapaian program-program tersebut, dalam raker ini Kemdiknas mengajukan usulan tambahan anggaran belanja sebesar Rp.11,762 triliun. Selanjutnya, usulan tambahan anggaran ini akan dibahas lebih mendalam pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Kemdiknas dengan Komisi X DPR pada 8-10 Juli 2011. (lian)