Winda Yulia, Pahlawan Desa Terpencil


12/01/2012
Jakarta — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hari ini, Jumat (30/11) berkabung. Hal ini disebabkan telah meninggalnya salah seorang guru peserta program Sarjana Mengajar daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T), Winda Yulia. Winda meninggal seusai menghadiri rapat koordinasi SM3T di Kantor Dikpora Kabupaten Aceh Timur, sekitar pukul 17.00 WIB, Senin (26/11). Seharusnya, Winda, ketiga rekannya, dan dua orang supir akan kembali ke Desa Melidi, tempat mereka bertugas. Namun, arus sungai menghantam perahu boat yang ditumpangi.

Setelah melalui pencarian selama empat hari, Winda akhirnya ditemukan tak bernyawa, Kamis siang (29/11). Sedangkan, rekannya Geugeut Zaludiosanusa Anafi masih dalam tahap pencarian.

Saat ini Winda disemayamkan di universitas asalnya di Universitas Pendidikan Indonesia, Mesjid Kampus untuk disholatkan, sebelum diserahkan kepada keluarga di daerah asalnya Kalurahan Panumbangan, Ciamis untuk dikebumikan.

Seusai menghadiri penyemayaman di UPI, Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Supriadi Rustad menyatakan dukacita yang sedalam-dalamnya atas peristiwa naas tersebut. “Pemerintah menghargai jasa beliau, dan menganggap beliau mengalami musibah saat menjalankan tugas negara,” ujarnya di Mesjid Al Fuqrog UPI, Bandung, Jumat (30/11). Supriadi juga sangat berharap Geugeut dapat ditemukan dalam keadaan selamat.

Beasiswa terhadap keluarga korban yang ditinggalkan akan diberikan. Supriadi menerangkan beasiswa akan diberikan kepada seluruh keluarga kandung dari Winda. Apabila tidak terdapat keluarga kandung maka satu orang yang ditunjuk oleh keluarga menjadi perwakilan. “Beasiswanya full coverage,”terang Supriadi.

Pemberian beasiswa ini merupakan wujud perhatian Kemdikbud atas pengorbanan alumni terbaik Jurusan Matematika UPI tersebut. “Semangat Winda akan kami teruskan melalui keluarganya untuk bersekolah,”terang Supriadi.

Rektor UPI Sunaryo Kartadinata menambahkan pihak universitas akan berusaha memfasilitasi keinginan keluarga dari Geugeut. Pencarian tim SAR, dan UPI akan Geugeut akan terus dilanjutkan. Hal ini sesuai atas permintaan keluarga. “Ada sebanyak dua tim yang ikut memantau, dari kami dan juga dari Universitas Negeri Medan,” jelasnya.

SM3T adalah program sarjana pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama satu tahun. Program ini akan dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi Guru. Pengiriman peserta SM3T telah dilakukan dua angkatan yaitu sebanyak 2479 peserta pada November 2011-Oktober 2012, dan sebanyak 2726 peserta untuk masa pengabdian November 2012-Oktober 2013. Wilayah pengabdian adalah 34 kabupaten dari 9 provinsi sasaran. Diantaranya, Aceh, Kepulauan Riau, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Maluku.

Tindak Lanjut Bencana

Di akhir wawancara, Supriyadi menegaskan tidak akan menghentikan pengiriman peserta SM3T ke lokasi pengabdian. Hal ini mengingat akan kebutuhan tenaga pendidik yang akan mengajar anak-anak di wilayah tersebut. “Program akan tetap dilanjutkan, tapi seluruh prosedur akan dievaluasi termasuk cara penempatan, dan pembekalan,” terangnya.

Selaku penanggungjawab program SM3T, Dia menjelaskan tim SM3T telah dikumpulkan di Yogyakarta untuk mengevaluasi seluruh standar operasional program pengabdian sarjana pendidikan tersebut. “Terus terang saya shock, dan langsung saya kumpulkan semua di Yogya,”terangnya lunglai. Nantinya, terdapat kemungkinan untuk menyertakan sektor di luar pendidikan untuk mendukung program ini, seperti Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat.”Ini kita upayakan agar anak-anak yang kita kirim selamat dalam bertugas,” tegasnya.*** (GG)

Civitas Akademika UPI Berduka atas Wafatnya Winda Yulia

1 Desember 2012| 06.36 WIB

Jenazah Winda Yulia, hendak dibawa ke mobil jenazah usai dishalatkan di Masjid Al-Furqon UPI, Jumat (30/11/2012). Foto: Fahrus Zaman Fadhly/JABARTODAY.COM

JABARTODAY.COM – BANDUNG

Rasa duka menyertai pelepasan jenazah Winda Yulia, usai upacara dan sholat ghaib di Masjid Al-Furqon UPI, Jl. Setiabudhi 229, Bandung, Jum’at (30/11).

Winda Yulia adalah alumni UPI  yang meninggal dunia saat bertugas mengajar di Desa Batu Katak, Aceh Timur, Senin (26/11/2012). Ia dan puluhan sarjana fresh graduate UPI bergabung dalam Program Sarjana Mendidik Terdepan Terluar dan Tertinggal (SM3T), Dirjen Dikti Depdikbud.

Menurut Ketua Jurusan Pendidikan Matematika, Dr. H. Turmudzi, saat masih kuliah, Winda Yulia adalah mahasiswa berprestasi dan dosen-dosennya menginginkan dia menjadi staf pengajar di UPI.

“Namun, ia memilih memenuhi panggilan jiwanya menjadi seorang guru dan mengabdi kepada bangsa dan negara di pelosok negeri, yakni di Desa Batu Katak, Aceh Timur. Ia adalah sosok guru yang sungguh menggugah nurani dan idealisme kita sebagai pendidik,” ungkap Turmudzi.

Bahkan, tutur Turmudzi, Winda berangkat bertugas mengajar ke daerah terisolir itu sebelum mengikuti acara wisuda.

“Ia rela mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara. Ia pahlawan kita semua. Kami benar-benar merasa sangat kehilangan dan berduka,” ujarnya.

Suasana di parkir utara Masjib Al-Furqon UPI, tampak civitas akademika UPI bersiap-siap mengantarkan jenazah Winda Yulia ke rumah duka di Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat (30/11/2012) Foto: Fahrus Zaman Fadhly/JABARTODAY.COM

Usai dishalatkan, jenazah Winda Yulia langsung diantarkan ke rumah duka dan dikebumikan di Desa Kelahirannya di Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Turut serta ke Ciamis, rekan-rekannya di jurusan Pendidikan matematika, Kaprodi Pendidikan Matematika, Dr. H. Dadang Juandi, dan sejumlah dosen serta puluhan staf dari FPMIMA UPI.

Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. bersama seluruh civitas academika UPI menyatakan rasa duka yang sangat mendalam atas musibah yang dialami Winda Yulia dan Geugeut Zaludiosanua Annafi. Hadir pada saat itu, Dirjen Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Dikti Prof. Dr. Supriadi   Rustad, M.Si. Menurut Supriadi, Mendikbud berencana akan memberikan penghargaan kepada Winda Yulia yang disampaikan pada saat hari puncak peringatan Hari Guru tingkat nasional yang akan dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono. (Fahrus Zaman Fadhly)