1 ) Mendikbud Berdialog Dengan Penerima Bidikmisi UNIPA
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/1206

04/11/2013
Merauke–Dalam kunjungan kerjanya di Papua Barat, Mendikbud M. Nuh berdialog dengan penerima beasiswa Bidikmisi di Aula Universitas Negeri Papua (UNIPA), Selasa 9 April 2013. Sejak tahun 2009 hingga 2012, UNIPA telah memiliki 535 mahasiswa penerima Bidikmisi. Untuk tahun 2013, kampus “ilmu untuk kemanusiaan” ini menerima 530 mahasisiswa penerima Bidikmisi. Dalam dialog Mendikbud Mohammad Nuh memberi semangat agar para mahasiswa penerima Bidikmisi terus belajar dan menjadikan progam ini sebagai pemutus rantai kemiskinan, mulai dari diri sendiri, keluarga, hingga masyarakat. “Pendidikan adalah sistem yang paling ideal dalam memotong rantai kemiskinan,” katanya.Kepada pimpinan Universitas, Mendikbud mengajak agar proaktif menjaring calon mahasiswa dari keluarga tidak mampu secara ekonomi namun bagus secara akademik. Mantan Rektor ITS ini memberi semangat, bahwa kemuliaan perguruan tinggi bukan dilihat dari banyaknya mobil yang berderet di kampus, tapi kemuliaan itu bisa dilihat dari banyaknya anak dari keluarga miskin yang bisa kuliah di perguruan tinggi tersebut.

…dst

2 ) Penyaluran Bidik Misi Melalui Bank Penyalur
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/1207

04/11/2013
Jakarta — Tahun ini, mekanisme penyaluran beasiswa Bidik Misi akan mengalami perubahan dari realokasi, menjadi melalui bank penyalur. Realokasi merupakan mekanisme penyaluran Bidik Misi dengan melibatkan perguruan tinggi sebagai media penyalur ke rekening masing-masing mahasiswa penerima beasiswa. Perubahan mekanisme ini ditempuh sebagai implementasi Peraturan Menteri Keuangan No 81/2012, yang mencatatkan semua bantuan sosial harus langsung ke sasaran.Direktur Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Tinggi (Ditbelmawa Ditjen Dikti) Illah Sailah mengungkapkan penggunaan bank penyalur dapat memperkecil kesalahan penyaluran, sehingga lebih tepat sasaran. “Rekening penerima itu ada 90 ribu, kalau kita sendiri yang menyalurkan ke rekening itu, maka kemungkinan kesalahan penyaluran lebih besar,” jelas Illah saat ditemui di Jakarta, kemarin sore, Rabu (11/4).

…dst

3 ) Mulai Tahun Ini Bidikmisi Disalurkan Langsung ke Rekening Mahasiswa
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/1208

04/11/2013
Jakarta — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Ditjen Pendidikan Dikti (Dikti) akan menyalurkan dana Bidikmisi langsung ke rekening mahasiswa penerima melalui bank penyalur. Mekanisme tersebut merupakan mekanisme baru penyaluran Bidikmisi yang akan dimulai pada tahun ini. Sebelumnya, dana Bidikmisi disalurkan Ditjen Dikti Kemdikbud ke mahasiswa penerima melalui perguruan tinggi. Perubahan mekanisme tersebut dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81 tahun 2012 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara atau Lembaga. “Semua bantuan sosial harus langsung ke sasaran, tidak boleh lagi lewat perguruan tinggi,” kata Direktur Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti, Illah Sailah, saat jumpa pers pada Rabu sore (10/4), di Senayan, Jakarta.

…dst

4 ) Penerima Bidik Misi 2013 Ditargetkan 50.000 Mahasiswa
http://edukasi.kompas.com/read/2013/04/11/15142958/Penerima.Bidik.Misi.2013.Ditargetkan.50.000.Mahasiswa

Kamis, 11 April 2013 | 15:14 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) menargetkan 50.000 mahasiswa penerima beasiswa bidik misi untuk tahun akademik 2013/2014. Jumlah tersebut merupakan jumlah keseluruhan baik untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Direktur Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Illah Sailah mengatakan, saat ini pihak perguruan tinggi tengah menyeleksi anak-anak penerima beasiswa bidik misi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013. “Untuk yang negeri masih diseleksi lewat SNMPTN. Kalau yang swasta itu kan biasanya kan ada beberapa gelombang,” kata Illah saat dihubungi, Kamis (11/4/2013). Ia juga menjelaskan bahwa target penerima bidik misi untuk perguruan tinggi swasta pada tahun ini dinaikkan kapasitasnya menjadi 3.000 mahasiswa dari target keseluruhan sebesar 50.000. Sementara sisanya sebanyak 47.000 disisakan untuk kuota perguruan tinggi negeri.

…dst

5 ) Dosen Muda ITS Raih Penghargaan Bergengsi Dunia
http://kampus.okezone.com/read/2013/04/11/373/789741/dosen-muda-its-raih-penghargaan-bergengsi-dunia

Kamis, 11 April 2013 10:31 wib
JAKARTA – Di usia yang terbilang masih cukup muda, dosen Insitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Sri Fatmawati telah menabung banyak pundi prestasi. Teranyar, Fatma berhasil mendapat penghargaan Loreal-UNESCO for Young Women in Science International Fellowships Award 2013. Mengenakan kebaya ungu, Fatma tampil di panggung Grand Amphitheatre, Sorbonne University, Prancis, dengan percaya diri, Kamis malam, 28 Maret waktu setempat. Bersama 15 perempuan peneliti dari seluruh dunia, dia pun menerima penghargaan bergengsi itu. Fatma merupakan satu dari tiga perempuan yang menjadi wakil Asia Pasifik untuk menerima penghargaan tersebut. Dua pemenang lain adalah Kanika Mitra dari Bangladesh dan Enkhmaa Davaasambuu dari Mongolia. Dia menjelaskan, international fellowship terbagi menjadi dua jenis penghargaan, yakni kategori peneliti senior dan kategori peneliti berusia kurang dari 35 tahun. ”Saya menerima penghargaan untuk kategori peneliti muda,” ujar Fatma, seperti dikutip dari ITS Online, Kamis (11/4/2013).

…dst

6 ) Kejar ketertinggalan, otonomi PT sebuah keharusan
http://nasional.sindonews.com/read/2013/04/11/15/737008/kejar-ketertinggalan-otonomi-pt-sebuah-keharusan

Kamis, 11 April 2013 − 16:12 WIB
Sindonews.com – Pemberlakukan otonomi Perguruan Tinggi (PT) menjadi keharusan untuk diterapkan pemerintah pada semua jenjang PT di seluruh Indonesia. Hal itu dilakukan untuk mengejar ketertinggal pendidikan tinggi nasional di tingkat internasional. Adanya konsep Badan Layanan Umum (BLU) PT diakui beberapa pengamat pendidikan, sebagai sebuah kemunduran. Pasalnya, perguruan tinggi tak ubahnya pelaksana satuan kerja pemerintah yang mengurusi administrasi. Demikian yang mengemuka dalam Simposium Nasional `Kontroversi Status PTN dan Masa Depan Otonomi Akademik’ yang berlangsung di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo Magister Managemen FEB UGM, di Yogyakarta, Kamis (11/4/2013). Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Pratikno mengatakan, pendidikan tinggi Indonesia membutuhkan kebijakan revolusioner untuk meningkatkan percepatan kualitas pendidikan tinggi, agar bisa sejajar dengan perguruan tinggi luar negeri yang sudah lebih maju.

…dst

7 ) Beasiswa Teknik Khusus Wanita
http://kampus.okezone.com/read/2013/04/11/368/789819/beasiswa-teknik-khusus-wanita

Kamis, 11 April 2013 12:16 wib
JAKARTA – Institut Anita Borg untuk Perempuan dan Teknologi memberikan beasiswa kepada semua mahasiswi yang sedang menekuni teknologi sebagai kajian studinya. Program Google Anita Borg Memorial Scholarship: Asia-Pacific (APAC) ini bertujuan mendorong kaum perempuan untuk mahir dalam komputasi dan teknologi, sekaligus aktif menjadi role model dan pemimpin di bidangnya. Beasiswa akan diberikan berdasarkan kekuatan akademik kandidat, pengalaman kepemimpinan dan passion yang ditunjukkan dalam ilmu komputer. Kelompok mahasiswa sarjana, master, dan doktor akan dipilih dari negara Australia, Selandia Baru, Jepang, Korea, Asia Tenggara, dan India. Setiap scholar akan menerima beasiswa sesuai dengan standar pendidikan di negara masing-masing.

…dst

8 ) Majunya PT tergantung dosen & mahasiswa
http://nasional.sindonews.com/read/2013/04/11/15/737021/majunya-pt-tergantung-dosen-mahasiswa

Kamis, 11 April 2013 − 16:32 WIB
Sindonews.com – Mantan Dirjen Dikti Satrio Sumantri Brojonegoro menuturkan, munculnya konsep Badan Layanan Umum (BLU) Perguruan Tinggi (PT) menunjukkan pemerintah belum lepas dari dari sindrom, `yang benar itu selalu pemerintah’, sehingga kekuasaan menjadi yang dominan. Menurutnya, adanya kondisi ini menunjukkan rendahnya posisi PT dalam tatanan pemerintahan. Padahal kunci suksesnya kemajuan dari PT terletak pada modal kreativitas terbaik dari dosen dan mahasiswanya. “Bukan kepatuhan yang dibutuhkan tapi kreativitas. Dan pemerintah seharusnya mendorong PT untuk melaksanakan kemandirian pengelolaan PT lewat pemberian otonomi. Semua kampus harus otonom, tugasnya pemrintah untuk mendorong supaya bisa otonom, bukan sekedar menilai,” kata Satrio di UGM, Yogyakarta, Kamis (11/4/2013).

…dst

9 ) Tanggungjawab Berat Untuk PT sebagai Pengawas UN
http://www.pikiran-rakyat.com/node/230688

Kamis, 11/04/2013 – 16:25
BANDUNG, (PRLM).- Ketua Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta (ABPPTSI) Wilayah Jawa Barat dan Banten Drs Sali Iskandar mengatakan, paradigma pengawas UN diberikan ke perguruan tinggi merupakan tanggungjawab yang berat untuk PT. Ini karena akan berhadapan dengan ‘culture’ yang berbeda. Padahal pengawas di tingkat pendidikan dasar dan menengah pun tersedia bahkan ada struktural pengawas. “Jangan sampai ini menjadi iklim yang tidak baik antara pengawas di sekolah yang sudah senior dan berpengalaman dengan di perguruan tinggi,” kata Sali di Kota Bandung, Kamis (11/4/13). Dia mengatakan fakta empirik membuktikan pengawas di pendidikan dasar menengah lebih tua dan berpengalaman sedangkan dosen yang menjadi pengawas merupakan dosen muda. Ini jangan sampai berbenturan. UN diawasi guru atau dosen tidak ada masalah.

…dst

10 ) Dokter Menumpuk di Jakarta?
http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1977223/dokter-menumpuk-di-jakarta#.UWbbhzfdYuQ

Kamis, 11 April 2013 | 20:09 WIB
INILAH.COM, Jakarta- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengakui masih belum ada pemerataan jumlah dokter yang bertugas di seluruh Indonesia. Dokter masih memilih Jakarta sebagai daerah tujuan tugasnya. Dari data sementara yang dimiliki IDI, dari 110 ribu dokter di Indonesia, mayoritas atau 60 persennya berpraktek di Pulau Jawa. “Di Jakarta sudah lebih dari 19 ribu atau lebih dari 10%-nya sendiri,” kata Sekjen IDI, Dr Daeng M Faqih ketika membuka rangkaian acara menjelang Hari Bakti Dokter Indonesia di Jakarta, Kamis (11/4/2013). IDI mengakui, masih sedikit dokter yang bersedia dan sukarela bertugas di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Meski belum diketahui alasan yang pasti mengapa para dokter lebih memilih berpraktek di kota-kota besar seperti di Pulau Jawa, namun masalah materi sepertinya bisa menjadi kemungkinan besar. “Apakah masih ada dokter yang bekerja untuk rakyat atau apakah memang seperti pandangan masyarakat yang umum saat ini, bahwa kebanyakan dokter mengabdi demi uang. Kita masih mencari apakah banyak dokter yang bersedia bekerja di Papua atau daerah terpencil lainnya, atau semua dokter sudah di pulau Jawa?,” sambung Ketua Umum IDI, Dr Zaenal Abidin.

…dst

11 ) Baru Ada 550 Dokter Jantung di Indonesia
http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/04/11/3/145744/Baru-Ada-550-Dokter-Jantung-di-Indonesia

Kamis, 11 April 2013 | 10:11 WIB
Metrotvnews.com, Jakarta: Indonesia baru memiliki sekitar 550 kardiolog atau dokter spesialis penyakit jantung dari 230 juta penduduk Indonesia. Ini berarti 1 dokter menangani sekitar 400 ribu pasien. Namun, kini telah dipersiapkan sebanyak 350 calon dokter jantung yang dihasilkan dari 12 rumah sakit pendidikan spesialis penyakit jantung di seluruh Indonesia. “Diperkirakan pada 2020 kita akan punya 2.000 kardiolog. Artinya, 1 dokter akan menangani sekitar 100 ribu pasien,” ujar Ketua Indonesian Heart Association Prof. Rochmad Romdoni MD PhD FIHA. Selain masalah jumlah, penyebaran dokter penyakit jantung tidak merata. Kebanyakan kardiolog berada di Jakarta dan Surabaya. Padahal, penyakit jantung merupakan pembunuh masyarakat Indonesia nomor wahid. Karena itu, lanjut Rochmad, Menteri Kesehatan memerintahkan gubernur agar penempatan kardiolog merata.Dua belas pusat pendidikan kardiolog itu ialah RS Jantung Harapan Kita Jakarta, RS Adam Malik Medan, RS M Djamil Padang, RS Hasan Sadikin Bandung, RS Karyadi Semarang, RS Sardjito Yogyakarta, RS Moewardi Solo, RS Saiful Anwar Malang, RS Soetomo Surabaya, RS Sanglah Bali, RS Universitas Hasanuddin Makassar, dan RS Kandou Manado.

…dst