Presiden Sampaikan Pidato Kenegaraan di Depan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI
Friday, 16 August 2013
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (16/8) pagi, menyampaikan Pidato Kenegaraan di depan sidang bersama DPR-RI dan DPD-RI di Gedung MPR/DPR RI Jakarta dalam rangka HUT ke-68 Proklamasi Kemerdekaan RI. Dalam sidang yang dipimpin oleh Ketua DPD-RI Irman Gusman, Presiden menyatakan apa yang telah dilakukan Indonesia dewasa ini tidak sebatas reformasi, tetapi sebuah transformasi. Perubahan yang dikelola merupakan sebuah proses mendasar yang melibatkan peran aktif berbagai aktor penyelenggara negara, masyarakat, dan termasuk pula komunitas dunia usaha.
Dalam pidatonya, Presiden SBY juga menyampaikan beberapa hal penting terkait dengan kondisi dan perkembangan Indonesia dewasa ini, yang harus dicermati saat ini, antara lain: pentang pentingnya kemampuan mengelola ekonomi di tengah ketidakpastian dan perlambatan ekonomi global, pentingnya memelihara kerukunan dan toleransi, pentingnya untuk menyukseskan Pemilu 2014 dan suksesi kepemimpinan secara demokratis dan damai, pentingnya mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pengelolaan Ekonomi
Presiden SBY menyambut baik kondisi perekonomian Indonesia yang mampu bertahan di tengah terpaan krisis ekonomi global, bahkan pertumbuhan ekonomi malah meningkat di kisaran 5-6 persen. “Alhamdulillah, ekonomi kita terus tumbuh secara berkesinambungan. Daya beli masyarakat terus meningkat, kelas menengah tumbuh secara signifikan, stabilitas fiskal dan moneter terjaga, secara fundamental ekonomi nasional semakin kuat”, ucap Presiden.
Selain itu, di sejumlah forum international, Indonesia juga banyak dimintai resep karena keberhasilan bertahan terhadap krisis ekonomi global 2008-2009 dan bahkan ekonomi tumbuh secara mengesankan. “Pengelolaan ekonomi Indonesia selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian, dengan tetap menjaga ruang ekspansi yang terukur. Di banyak negara yang dilanda krisis keuangan dan ekonomi, sering kedua hal ini dipertentangkan, atau menjadi trade-off. Selain itu, saya juga sampaikan bahwa pembangunan ekonomi Indonesia juga ditopang oleh semakin baiknya iklim dunia usaha, terjaganya stabilitas politik dan keamanan serta masifnya gerakan kewirausahaan” ujar Presiden.
Presiden SBY juga berharap kesiapan dukungan dan kerja sama dalam menghadapi setiap gejolak eksternal menjadi lebih baik lagi, sebagaimana keberhasilan Indonesia melewati krisis ekonomi dunia tahun 2008-2009 lalu.
Kerukunan dan Toleransi
“Saya mengajak kita semua untuk semakin menyadari bahwa Bangsa Indonesia dan adalah bangsa yang majemuk. Kita harus memaknai kemajemukan ini sebagai anugerah, sekaligus kewajiban untuk mengelolanya secara bijak. Dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, kita perlu terus memperkuat toleransi. Kita harus terus mencegah terjadinya benturan dan keekrasan komunal, yang akan menggangu ketentraman hidup masyarakat dan kesatuan bangsa kita”, tegas Presiden.
Presiden menegaskan bahwa masyarakat Internasional sangat menghargai dan kepeloporan dan kepemimpinan Indonesia dalam ikut memperjuangkan nilai-nilai toleransi serta kemajemukan, melalui dialog antar keyakinan dan peradaban di tingkat dunia.
Dalam forum multilateral, Indonesia juga menjadi salah satu motor bagi terbentuknya “Aliansi Peradaban” di PBB. Bahkan tahun depan, Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan internasional tersebut yang melibatkan berbagai unsur penting masyarakat dunia.
Penyelenggaraan dan Persiapan Pemilu 2014
Terkait dengan penyelenggaraan Pemilu 2014, Presiden SBY menyampaikan pandangannya, Presiden berharap agar Pemilu 2014 nanti memenuhi semua standar yang berlaku secara universal, yang dalam tradisi demokrasi harus bersifat bebas dan adil. Apa yang sudah dicapai dalam tiga pemilu demokratis sebelumnya, perlu di pertahankan dan di tingkatkan.
Pemilu tahun 2104 akan diikuti oleh 12 Partai politik Nasional dan Tiga Partai Politik Lokal di Aceh. Pemilu juga akan memilih 560 anggota DPR, 132 anggota DPD, 2.137 anggota DPRD Provinsi, dan 20.257 anggota DPRD Kabupaten atau Kota.
Keutuhan NKRI
Dalam poin keempat, Presiden SBY bersyukur karena konflik di Aceh telah berakhir dengan damai. Sudah saatnya, segenap elemen masyarakat di Aceh membangun masa depan yang lebih sejahtera, aman dan damai.
Presiden mengajak kepada semua pihak, termasuk masyarakat Aceh, untuk memegang teguh semangat dan ketulusan hati mengubur konflik di masa lalu dan melangkah ke masa depan untuk membangun diri dalam naungan NKRI.
Sedangkan menyangkut Papua, Presiden SBY mengatakan bahwa Pemerintah terus mengutamakan pendekatan kesejahteraan dan percepatan pembangunan di provinsi itu. “Kita juga sedang merancang suatu formula Otonomi Khusus, yang mampu memberikan nilai tambah dan terobosan baru bagi terwujudnya kemajuan dan kemuliaan Papua” papar Presiden.
Presiden menegaskan bahwa Aceh dan Papua adalah bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI dan merupakan harga mati bagi Bangsa Indonesia. “Selama ini, kita senantiasa menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain, negara-negara sahabat Indonesia. Oleh karena itu, kita berharap prinsip yang sama juga ditetapkan secara resiprokal. Melalui penegasan ini saya berharap, agar semua pihak bekerja secara aktif untuk mencegah aktivitas politik yang dapat mengakibatkan tergangunya hubungan baik Indonesia dengan negara-negara sahabat. Jangan lukai perasaan bangsa Indonesia, karena kami juga tidak ingin melukai bangsa lain”, tegas Presiden.
Sejumlah pejabat negara tampak hadir dalam penyampaian Pidato Kenegaraan tersebut, antara lain, Wakil Presiden Boediono dan Ibu Herawati Boediono, Ketua DPR Marzuki Alie, mantan Presiden B. J. Habibie, mantan Wakil Presiden Hamzah Has, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, para pimpinan Lembaga Negara, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, anggota DPR-RI dan DPD-RI, para Duta Besar Negara-Negara Sahabat, dan para teladan dari seluruh tanah air. (Humas)
17 Agustus 2013
PIDATO PRESIDEN RI PADA PENYAMPAIAN KETERANGAN PEMERINTAH ATAS RAPBN TAHUN ANGGARAN 2014 BESERTA NOTA KEUANGANNYA Jakarta, 16 Agustus 2013