Insentif Riset
Kemristek Ubah Pola Seleksi

Senin, 11 November 2013

JAKARTA, KOMPAS — Pengajuan proposal usulan riset yang diterima Kementerian Riset dan Teknologi mulai menurun. Hal ini karena berlakunya remunerasi dan program hibah di perguruan tinggi dan kementerian teknis lain. Karena itu, mulai tahun ini, proses seleksi program insentif riset akan diubah, yaitu lebih menekankan pada usulan yang lebih ke hilir sehingga dapat langsung diterapkan pada industri.

Hal ini disampaikan Pelaksana Tugas Deputi Relevansi dan Produktivitas Iptek Kemristek I Wayan Budiastra, Sabtu (9/11). Program remunerasi dengan tunjangan yang memadai menyebabkan peneliti lebih fokus pada kegiatan di institusi masing-masing. Akibatnya, program insentif dari Kemristek kurang mendapat sambutan.

Hal ini mendorong reorientasi pendanaan insentif di Kemristek yang akan lebih diarahkan untuk riset terapan untuk menghasilkan prototipe sehingga berpotensi digunakan industri untuk meningkatkan daya saingnya.

Pada Seminar tentang Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (Insinas) 2013 yang diadakan pekan lalu, Menteri Riset dan Teknologi Gusti M Hatta mengatakan, daya saing Indonesia tahun 2013 berada pada peringkat ke-38 dari 148 negara. Ini naik cukup signifikan dari tahun lalu yang berada di peringkat ke-50.

Meski terjadi peningkatan, di tingkat ASEAN, daya saing Indonesia hanya lebih unggul dari Filipina dan negara ASEAN yang baru membangun.

Dari dua indikator kemajuan iptek, yaitu inovasi dan kesiapan teknologi, peringkat Indonesia naik cukup signifikan. Inovasi meningkat ke posisi ke-33 dari posisi ke-36 pada tahun lalu. Kesiapan teknologi meningkat ke posisi ke-75 dari posisi ke-85.

Menristek berharap, para peneliti dan perekayasa mengubah orientasi penelitiannya. Riset tidak hanya sekadar memenuhi keingintahuan dan mengejar capaian academic excellence, tetapi juga melakukan riset yang berorientasi pada kebutuhan pengguna. ”Dengan begitu, karya litbangnya dapat berkontribusi bagi peningkatan proses bisnis di industri, pemerintah, dan masyarakat,” kata Gusti. (YUN)

Sumber : Kompas Cetak 11 November 2013