1 ) 9 Universitas di Indonesia Duduki Peringkat 300 Besar Asia

Fathia Nurul Haq – 12 Mei 2014 13:14 wib
Metrotvnews.com, Jakarta: Berdasarkan survei yang dilansir QS University Rankings, sembilan universitas di Indonesia berhasil masuk dalam daftar top 300 Asian University, dimana empat universitas diantaranya masuk dalam jajaran 100 besar. Sayangnya, Indonesia masih kurang dalam hal produktifitas penelitian dan proporsi siswa internasional. “Beberapa universitas di Indonesia berhasil menorehkan reputasi yang solid diantara para akademisi dan lulusannya yang telah bekerja,” ungkap Kepala Reset QS Ben Sowter, Senin (12/5/2014), “tantangannya sekarang adalah untuk meningkatkan performa di sektor lain seperti penelitian dan internasionalisasi,” imbuhnya. Ben menjelaskan bahwa survei tersebut melibatkan 43.000 akademisi. Sayangnya tidak satupun institusi pendidikan di Indonesia yang masuk dalam 200 besar universitas yang produktif melakukan penelitian ataupun memiliki proporsi siswa internasional yang memadai. Kesembilan universitas tersebut diantaranya Universitas Indonesia yang duduk di peringkat 74 atau turun 6 peringkat dari tahun lalu, Institut Teknologi Bandung yang berhasil mencapai peringkat 125 setelah sebelumnya ada di posisi 129 dan Universitas Airlangga mendaki dengan cepat dari posisi 145 ditahun sebelumnya menjadi 127 tahun ini. Universitas Gajah Mada tahun ini berada di posisi 145 setelah sebelumnya sempat duduk di posisi 133.

…dst

2 ) Indeks Rujukan Publikasi Ilmiah Unair Tertinggi di Asia

14 Mei 2014 18:59:15
Surabaya (Antara Jatim) – Indeks sitasi atau indeks rujukan publikasi ilmiah dari Universitas Airlangga Surabaya oleh ilmuwan internasional menduduki peringkat tertinggi atau nomer satu di tingkat Asia. “Hasil penelitian Unair banyak dijadikan rujukan ilmuwan internasional sehingga memperoleh indeks sitasi 100, mengungguli Tokyo Medical and Dental University (99,9) dan National University of Singapore (99,8),” kata Ketua Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) Unair Dra Tjitjik Srie Tjahjandarie MS di Surabaya, Rabu. Dengan indeks sitasi yang tinggi, Unair menjadi peringkat 127 dalam “Top 200 Asian Universities” versi Quacquarelli Symonds World University Rankings (QSWUR). “Peringkat Unair tahun ini meningkat dibandingkan tahun 2013 yang menduduki peringkat 145. Tahun 2014, posisi Unair di tingkat nasional berada pada peringkat ke-3 Top 200 Asian Universities, yaitu UI (71), ITB (125), dan UGM (195),” katanya. Apalagi, dengan anggaran sebesar Rp800 miliar, Unair mampu mengungguli NUS yang anggarannya 25 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Unair, sedangkan anggaran UI dan UGM hampir Rp2 triliun.

…dst

3 ) ITB tak Peduli Masuk 100 Besar Asia dan Dunia

Syarief Oebaidillah – 12 Mei 2014 17:55 wib
Metrotvnews.com, Jakarta: Dua perguruan tinggi terkenal di Indonesia, Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) bertengger pada rangking 100 perguruan tinggi top Asia dan dunia. UI bersyukur, tapi ITB tak peduli. Survei yang dilansir QS University Rankings, sembilan universitas di Indonesia masuk daftar top 300 Asian University. Empat di antaranya masuk 100 besar, seperti UI, ITB, Universitas Airlangga, dan Universitas Gajahmada. UI ada di peringkat 74 atau melorot 6 peringkat dari tahun kemarin. Sebaliknya ITB naik empat peringkat ke posisi 125. Rektor UI M. Anis mensyukuri UI bisa menjadi bagian dari PT di Indonesia yang masuk dalam top 100. “Data ini akan menjadi driving force bagi kami melakukan evaluasi diri,” kata Anis. Wakil Rektor UI Bambang Wibawarta menambahkan, UI tak hanya berkonsentrasi pada ranking, tapi fokus pada kontribusi UI untuk membangun bangsa. Rektor ITB Akhmaloka lebih ekstrem. Ia menegaskan pihaknya tak mempedulikan masalah rangking itu. “Yang utama kita terus bekerja yang terbaik untuk pembangunan bangsa,” beber Akhmaloka.

…dst

4 ) Sarjana ekonomi tak diminati perbankan

14 Mei 2014
MERDEKA.COM. Firma akuntantsi dan konsultasi Price Waterhouse Cooper (PwC) menggelar jajak pendapat tahunan kepada pelaku industri perbankan menyoal tantangan dan peluang pada 2014. Salah satu isu yang banyak dikeluhkan bankir adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM) di industri jasa keuangan. Sebanyak 44 persen responden menegaskan, saat ini perbankan kesulitan merekrut SDM yang berkualitas untuk bekerja di perusahaan masing-masing. Bahkan, para sarjana bidang ekonomi, akuntansi, atau manajemen dianggap tidak layak masuk ke sektor ini. “Kita prihatin melihat kondisi lulusan universitas. Para bankir menilai kenapa terlalu banyak yang diajarkan ke mahasiswa tapi sedikit sekali yang bisa mereka pahami. Akhirnya bank merekrut karyawan baru bukan lagi dari jurusan ekonomi atau bisnis,” kata Kepala PwC Indonesia Jusuf Wibisana dalam jumpa pers ‘Indonesia Banking Surveys 2014’ di Jakarta, Rabu (14/5).

…dst

5 ) MUTU PENDIDIKAN- Indonesia di Posisi Terakhir

SELASA, 13 MEI 2014
JAKARTA, KOMPAS — Hasil pendidikan di Indonesia tetap buruk menurut penilaian internasional. Berdasarkan penilaian Pearson pada 2014, Indonesia menduduki posisi terakhir dari 40 negara. Berdasarkan The Learning Curve terbaru Pearson yang menggambarkan indeks global kemampuan kognitif dan hasil pendidikan, posisi Indonesia tidak bergeser dari penilaian pada 2012. Buruknya pencapaian pendidikan Indonesia sejalan dengan sejumlah penilaian internasional lainnya. Penilaian internasional salah satu perusahaan pendidikan dunia ternama itu juga mempertimbangkan hasil dari studi matematika, sains, dan membaca pada Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS), Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS), serta Programme for International student Assesment (PISA).Indonesia masih kalah dari Meksiko (39), Brasil (38), serta Thailand (35). Sementara posisi lima besar diduduki Korea Selatan, Jepang, Singapura, Hongkong, dan Finlandia. Keberhasilan negara-negara Asia itu dinilai karena ”budaya akuntabilitas” yang kuat. Guru, siswa, dan orangtua aktif berpartisipasi dalam pendidikan. Selain itu, masyarakat di negara-negara itu sangat menghargai guru dan sekolah. Dosen pascasarjana Universitas Muhammadiyah, Hamka Elin Driana, mengatakan, berbagai penilaian internasional yang mengindikasikan buruknya sistem pendidikan Indonesia merupakan peringatan keras bagi pemerintah. ”Hasil ini harus memunculkan sense of crisis pemimpin kita bahwa pendidikan nasional mendesak untuk dievaluasi,” kata Elin, yang juga Koordinator Education Forum, Senin (12/5). Menurut Elin, hasil ujian nasional sebagai indikator keberhasilan pendidikan Indonesia sangat dipertanyakan. Setiap tahun, hasil UN meningkat dengan kelulusan hampir 100 persen, tetapi penilaian internasional menunjukkan Indonesia di posisi buntut.  Guru Besar Institut Teknologi Bandung Iwan Pranoto menambahkan, pemerintah tidak peduli dengan keterpurukan pendidikan. ”Sampai saat ini, Mendikbud merasa baik-baik saja dengan pendidikan kita,” ujar Iwan. Iwan mendesak pemerintahan baru nanti menyusun ulang indikator keberhasilan pendidikan dengan mengacu pula ”penilaian” internasional. Pemerintah harus memperbaiki proses pendidikan untuk mewujudkan anak-anak yang ”kasmaran” belajar. (ELN)

***

6 )  Mengapa Rangking Mutu Pendidikan RI Paling Bontot?

Selasa, 13 Mei 2014 13:31 wib
JAKARTA – The Learning Curve Pearson 2014 memaparkan jika peringkat mutu pendidikan Indonesia berada di posisi paling bawah, yakni menempati rangking 40. “Label” terjeblok yang diterima Indonesia ini merupakan yang kedua kalinya, sejak 2012. Namun, bagaimana sebenarnya lembaga pemeringkatan pendidikan dunia ini memberikan penilaiannya? Lantas apa alasannya Indonesia bisa mencapai nilai paling akhir di antara 39 negara lainnya di dunia.Seperti dikutip Okezone, Selasa (13/4/2014), indeks di 2014 ini mengikuti metodologi yang sama dengan indeks aslinya. Di mana tidak ada negara yang ditambahkan atau dihapus, baik itu untuk indikator, bobot, dan sumbernya yang tetap sama. Indeks dua tahunan yang telah ada sejak 2012 ini memperbaharui datanya pada Januari 2014. Berdasarkan indikator keterampilan kognitif global indeks dan tingkat pendidikan membandingkan pendidikan dari 39 negara dan satu wilayah (Hong Kong).

…dst

7 )  Alasan Mutu Pendidikan Indonesia Masih Jeblok

Selasa, 13 Mei 2014 14:53 wib
JAKARTA – Indonesia meraih peringkat paling bontot terkait dengan mutu pendidikannya Berdasarkan data The Learning Curve Pearson 2014. Ada beberapa hal yang membuat mutu pendidikan di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya. “Hal-hal yang membuat mutu pendidikan Indonesia jeblok karena pengaruh meningkatnya demografi atau penduduk kita, kualitas guru, dan fasilitasnya seperti apa,” tutur Rektor Unpad, Ganjar Kurnia saat dihubungi Okezone, Selasa (13/5/2014). Oleh karena itu, Indonesia harus berbenah diri dalam meningkatkan mutu pendidikannya. Saat ini, tambah Ganjar, dirinya tidak mengetahui indikator apa saja yang membuat mutu pendidikan di Indonesia jeblok. “Hingga saat ini, kita berusaha untuk menjadikan pendidikan Indonesia ke depannya lebih baik. Pemerintah sudah menerapkan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan ternyata persentasenya mencapai 45 persen (sudah baik),” jelas Ganjar.

…dst

8 )  Mahasiswa ITB Kembali Raih Juara II LKTI

Senin, 12 Mei 2014 21:02 wib
JAKARTA – Mahasiswa Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali meraih gelar juara dua Lomba Keilmuan Teknik Industri (LKTI) 2014. LKTI yang diadakan oleh Ikatan Mahasiswa Teknik Industri (IMTI) Universitas Indonesia (UI) ini merupakan ke-14 kalinya ITB menjadi peserta LKTI dan pada setiap tahun, LKTI mengusung tema yang berbeda-beda. Pada tahun ini, tema yang dibawa adalah “Welcoming 2015 ASEAN Open Sky: Escalating Nation’s Airlines Competitiveness through Service Management”. Mereka adalah Anggoro Bintang, Joseph Widagdo, dan Michael Julianto angkatan 2010, serta Andreas Dymasius dari angkatan 2011 itu menjalani lomba yang terdiri dari dari tiga tahap, yaitu preliminary stage, Initial Enrollment Questionnaire (IEQ) stage, simulation, dan real case study.

… dst

9 )  Duta Universitas PGRI Lolos Olimpiade MIPA

12 Mei 2014
SEMARANG – Dua mahasiswa Universitas PGRI Sema­rang, yakni Kholidah Ariyani dan Dhiya Atul Aflah, terpilih menjadi duta Jateng untuk maju ke Olimpiade Nasional MIPA 2014. Mereka berhasil menyisihkan puluhan peserta dari PTN dan PTS yang berlaga di tingkat provinsi. ”Yang membanggakan, dua mahasiswa kami ini masih me­nem­puh semester awal. Mereka berasal dari daerah pelosok de­ngan berlatar belakang ilmu ke­guruan, bukan ilmu murni,” kata Rektor Dr Muhdi, di sela-sela pe­nyambutan mahasiswa ber­prestasi di rektorat, baru-baru ini. Kholidah, mahasiswa jurusan Pendidikan Fisika, adalah warga Nalumsari, Kudus, kawasan Lereng Gunung Muria. Adapun Dhiya, kelahiran Bodeh, Pema­lang, yang juga kawasan perba­tasan. Kendati demikian, pres­tasi mereka cemerlang hingga akhirnya mendapat kesempatan menjadi duta universitas. Meski dikatakan sebagai ma­ha­siswa asal daerah pinggiran, ketika disinggung persoalan Fi­sika Kuantum, Fisika Modern, Ther­mo Dinamika, atau Fisika Listrik, Kholidah cepat menyambung. Demikian halnya Dhiya, ketika ditanya tentang Botani, Zoo­logi, Ekologi, Mikrobakteri, Bio­logi Molukuler, hingga Evolusi, dengan cepat memberikan jawaban. Kecerdasan di atas rata-rata membantunya memahami mata kuliah yang bagi sebagian orang dianggap rumit.

…dst

10 ) PTS di Indonesia harus lakukan akselerasi internasionalisasi

Rabu, 14 Mei 2014 20:59 WIB
Yogyakarta (ANTARA News) – Perguruan tinggi swasta di Indonesia diharapkan melakukan akselerasi internasionalisasi pendidikan tinggi melalui kerja sama strategis dengan perguruan tinggi luar negeri. “Kami terus berupaya mendorong perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi asing,” kata Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Edy Suandi Hamid di Yogyakarta, Rabu. Menurut dia, dengan tujuan membuka pintu masuk internasionalisasi bagi PTS di Indonesia, Aptisi menandatangani “Letter of Intent” (LoI) dengan The Hague University, Den Haag, Belanda. “Penandatanganan LoI dengan The Hague University tersebut merupakan kelanjutan dari agenda kunjungan kerja Aptisi ke Eropa sejak Sabtu (3/5),” kata mantan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu.

…dst

11 ) Dana BOPTN 2015 Ditaksir Rp 4 Triliun
Minimal Setiap Kampus Terima 5 Miliar

Senin, 12 Mei 2014 , 04:32:00
RAJA AMPAT – Persoalan pelik pendidikan tinggi adalah, biaya kuliah yang selangit. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya menekan biaya kuliah yang dibebankan ke mahasiswa. Salah satunya melalui bantuan operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN). Sekretaris Ditjen Pendidikan Tinggi Patdono Suwigjo mengatakan, tahun ini anggaran BOPTN ditetapkan sebesar Rp 3,2 triliun rupiah. “Dana itu sudah dicairkan ke seluruh PTN,” katanya saat melihat pembangunan kampus Fakultas Perikanan dan Kelautan serta Fakultas Pariwisata Universitas Negeri Papua (Unipa) di pulau Waisai, Kabupaten Raja Ampat kemarin. Patdono menjelaskan, dengan adanya anggaran BOPTN itu, diharapkan kampus bisa menjalankan sistem uang kuliah tunggal dengan efektif. Skema uang kuliah tunggal itu, merupakan strategi Kemendikbud menekan biaya kuliah. Dalam skema itu, seluruh PTN membuka biaya kuliah per kelompok kemampuan ekonomi mahasiswa. Mulai dari Rp 0 hingga Rp 500 ribu, dan kelompok atau grade di atasnya.

…dst

12 ) Dibuka, Kesempatan Jadi Majelis Wali Amanat IPB

Selasa, 13 Mei 2014 18:15 wib
BOGOR – Institut Pertanian Bogor (IPB) membuka kesempatan bagi putra-putri terbaik bangsa untuk menjadi anggota Majelis Wali Amanat (MWA). Pendaftaran bakal calon anggota MWA periode 2014-2019 ini dibuka mulai hari ini hingga 31 Mei 2014. Ketua Senat Akademik IPB, Prof. Tridoyo Kusumastanto, mengatakan MWA merupakan organ IPB yang memiliki peran menyusun dan menetapkan kebijakan umum IPB. Proses penjaringan dan seleksi dilakukan oleh Senat Akademik (SA) IPB. Lalu, hasil penyeleksiannya akan diumumkan pada akhir Juni 2014. “Calon anggota WMA dari unsur masyarakat harus mempunyai bidang keahlian yang terkait langsung atau tidak langsung dengan bidang pertanian. Juga memiliki kemampuan penggalangan sumberdaya untuk pengembangan IPB,” jelasnya kepada wartawan.

…dst

13 ) RI Bantu Susun Program Kajian Islam Eropa

Selasa, 13 Mei 2014, 09:50 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA–Indonesia diminta membantu menyusun kurikulum program S2 yang akan diterapkan di Fakultas Teologi dan Kajian Agama, Universitas Katolik Lueven ( Katholieke Universiteit Leuven – FTKA-KUL ) di Belgia. Program S2 Kajian Islam di Universitas Katolik Lueven ini merupakan yang pertama di seluruh Eropa karena disusun dari awal dengan melibatkan akademisi Indonesia dengan konsep dan karakternya yang khas, demikian Counsellor KBRI Brusel Riaz J.P. Saehu kepada Antara London, Selasa. Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Azyumardi Azra membantu penyempurnaan konsep penyelenggaraan Program S2 Kajian Islam (MA Program in Islamic Studies) yang tengah disiapkan tim kerja dengan penanggung jawab dari FTKA KU. Dikatakannya Program S2 Kajian Islam yang pertama di seluruh Eropa karena disusun dari awal dengan akademisi Indonesia dengan konsep dan karakternya yang khas.

…dst

14 )  UI-Telkomsel kembangkan pendidikan berbasis ICT

Rabu,  14 Mei 2014  ?  00:26 WIB
Sindonews.com – Universitas Indonesia (UI) dan Telkomsel menandatangani nota kesepahaman untuk meningkatkan kegiatan di bidang pendidikan dan penelitian khususnya berbasis teknologi informasi dan komunikasi atau information communinaction technology (ICT).  Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Pejabat Rektor UI Muhammad Anis dan Director Sales Telkomsel Mas’ud Khamid. “Kerja sama ini menjadi momentum dua institusi yang memiliki visi yang sama dalam melayani negeri. UI yang terkemuka dalam sumbangsihnya dalan dunia pendidikan dan Telkomsel yang melayani Indonesia dalam penyediaan jaringan komunikasi,” kata Mas’ud dalam keterangan resminya, Selasa (13/5/2014). Menurut dia, UI dan Telkomsel mendukung terciptanya era baru pendidikan berbasis ICT. “Berbekal kompetensi kedua belah pihak, kami percaya strategi kedua belah pihak akan mendukung terciptanya era baru pendidikan berbasis ICT atau e-education,” katanya.

…dst

15 ) Gandeng Master Chinkung, UIN Jakarta Bangun Pusat Kebudayaan Tionghoa

Rabu, 14 Mei 2014 | 06:19 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Universitas Islam Indonesia (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta akan membangun Pusat Studi Kebudayaan Tionghoa yang fokus pada Kebudayaan Han (Center for the Study of Han Culture). Peletakan batu pertama pembangunan pusat studi ini akan dilangsungkan pada Rabu (14/5/2014) di UIN Syarif Hidayatullah di Ciputat, Tangerang. “Pembukaan Pusat Studi Kebudayaan Tionghoa di UIN Syarif Hidayatullah bertujuan untuk saling memperkaya budaya antara masyarakat Indonesia dan China,” kata Rektor UIN Syarif Hidayatullah Komaruddin Hidayat di sela-sela malam ramah tamah di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Selasa (13/5/2014) malam. Menurut dia, pembukaan pusat studi tersebut juga dimaksudkan untuk menumbuhkan sikap kerukunan umat beragama, mengajarkan budi pekerti dan penghargaan terhadap pluralistik etnik, budaya, dan adat istiadat di Indonesia.

…dst

16 ) APTISI Dorong PTS Jalin Kerja Sama Internasional

Senin, 12/05/2014 – 14:10
YOGYAKARTA, (PRLM).- Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) membukakan pintu kerja sama bagi perguruan tinggi swasta (PTS) Indonesia degan tiga universitas di Eropa, The Hague University, Universite Catholique de Lille, Perancis, dan Saxion University of Applied Sciences, Belanda. Langkah APTISI dipimpin Ketua Umum Prof. Dr. Edy Suandi Hamid disertai 32 delegasi yang terdiri atas Rektor dan Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia. Di antaranya perwakilan dari Universitas Islam Indonesia, Universitas Kristen Petra Jakarta,dll. Edy Suandi Hamid menyatakan kunjungan APTISI dan penandatanganan kerja sama yang dilakukan di tiga universitas tersebut sebagai pembuka pintu bagi PTS-PTS untuk melanjutkan kerja sama. Targetnya dengan kerja sama dengan PT Eropa, PTS Indonesia bisa melakukan akselerasi dengan lembaga pendidikan level internasional.

…dst

17 ) Penilaian Jabfung Tak Lagi Gunakan Angka Kredit

Dibuat pada 13 Mei 2014
JAKARTA – Pemerintah akan merevisi sistem penilaian prestasi kerja pejabat fungsional yang selama ini menggunakan dasar angka kredit. Pasalnya,  kenaikan level jabatan fungsional belum sepenuhnya mencerminkan kenaikan level kompetensi. Demikian dikatakan oleh Deputi SDM Aparatur Kementerian PANRB Setiawan Wangsaatmadja,  saat membuka rapat koordinasi instansi pembina jabatan fungsional, di Jakarta Selasa (13/05). “Untuk menjamin obyektivitas, penilaian akan dilakukan oleh tim penilai kinerja instansi,” ujarnya. Lebih lanjut dikatakan, kinerja pejabat fungsional yang digambarkan dengan angka kredit acap kali tidak dapat memberikan gambaran tentang kinerja sesungguhnya. Kenyataan itu menyebabkan jabatan fungsional lebih banyak memberikan keuntungan kepada pemangku jabatan ketimbang kepada organisasi. Penilaian kinerja pejabat fungsional sesuai Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), didasarkan pada sasaran kinerja pegawai dan perilaku kinerja. Sedangkan hasil kerja, diukur dengan kontrak kinerja jabatan fungsional yang harus dicapai dalam satu tahun.

…dst