Pemetaaan Tenaga Pendidik 25 Tahun ke Depan

Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti, Ali Ghufron Mukti
Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti, Ali Ghufron Mukti

Memanfaatkan waktu di sela-sela kunjungannya ke Universitas Gadjah Mada, Dirjen Ghufron mengumpulkan beberapa wartawan untuk bertukar pikiran sekaligus mendesiminasikan program-program Ditjen Sumber Daya Iptek Dikti. Media yang juga penyambung lidah pemerintah dengan masyarakat merupakan salah satu unsur penting bagi Kemenristekdikti untuk menyebarkan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat, oleh karena itu informasi yang diterbitkan haruslah berkualitas.

Diskusi yang terjadi saat itu lebih menjurus kepada kompetensi dosen, konsep karier dosen yang akan dikembalikan pada khitoh-nya. Kembali ke khitoh mengandung pengertian mengembalikan fungsi dosen kepada seharusnya. Saat ini, sebanyak 53% dosen lebih banyak menduduki jabatan struktural dibandingkan fokus pada tugas dan fungsinya di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Di sisi lain, 51.000 dosen masih belum mengenyam pendidikan magister/master padahal syarat menjadi seorang dosen minimal berpendidikan S2. Kebutuhan profesor di Indonesia pun terbilang masih kurang dibandingkan negara-negara lain, jumlah profesor yang tercatat pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI) sebanyak 5.097 belum memenuhi kuota standar yang  seharusnya sebanyak 22.000, yaitu setara dengan jumlah program studi saat ini. Idealnya 1 disiplin ilmu memiliki 1 profesor atau single chair. Menurut Dirjen Ghufron seorang profesor sama dengan leader; leader di bidang disiplin keilmuannya, leader dalam pengembangan proyek penelitian dan pemberdayaan sumber daya (SDM, keuangan, tema penelitian, dan sumber-sumber pendukung penelitian lainnya); dan leader dalam kegiatan administrasi/struktural yang diukur melalui ranking universitas yang dipimpin.

Foto bersama para media
Foto bersama para media

Demi mendapatkan para leader yang sesuai harapan, Kemenristekdikti melalui Ditjen Sumber Daya Iptek Dikti mulai memetakan kembali kebutuhan tenaga pendidik dan program studi yang dibutuhkan oleh Indonesia dalam jangka waktu 25 tahun ke depan, hal ini akan berdampak pada tingkat penggangguran dan waktu tunggu para lulusan untuk mendapatkan pekerjaan. Selain itu, pemerintah akan menyediakan beasiswa pendidikan bagi dosen sebanyak 2.700 yang terdiri dari 2.300 beasiswa dalam negeri dan 400 beasiswa luar negeri dengan total anggaran 250 miliar setiap tahun. Ini adalah salah satu bentuk perhatian dan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidik di  Indonesia. (udn)

Baca juga :