CCSTP : Solusi Hilirisasi Produk Kopi dan Kakao

20 MAY 2016
Jember- Kopi dan Kakao merupakan komoditas utama hasil perkebunan yang dapat di ekspor untuk menambah daya ungkit penerimaan Negara dari sektor pertanian dan perkebunan. Sejarah juga menggambarkan bagaimana dua komoditas tersebut menjadi rebutan bangsa asing yang ingin menghasilkan keuntungan dari perdagangan kopi dan kakao yang diambil dari Indonesia. Oleh karenanya diperlukan penelitian yang intensif terkait pengembangan kopi dan kakao.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) sebagai Pusat Unggulan Iptek Kopi dan Kakao meluncurkan klon unggul baru dari kakao yaitu klon unggul kakao yang memiliki produktivitas yang tinggi hingga mencapai 4 ton, dan diberi nama Manosa dan Hanasa. Misnawi sebagai Direktur Puslitkoka menjelaskan, “CCSTP yang digagas oleh puslitkoka merupakan kawasan yang dikelola dengan profesional guna menginisiasi dan menyalurkan hasil teknologi hulu sampai hilir kepada para pelaku usaha”.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir saat ditemui pada acara peresmian Coffee and Cocoa Science Techno Park (CCSTP) dan peluncuran klon unggul baru tersebut, kamis (20/5), mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Puslitkoka. “Sebagai Pusat Unggulan Iptek Kopi dan Kakao, Puslitkoka telah melahirkan inovasi-inovasi agroindustri antara lain berupa klon-varietas unggul kopi dan kakao. Saya menyambut baik dan mengapresiasi apa yang telah dihasilkan para peneliti di Puslitkoka. Saat ini satu klon terbaru siap untuk dihilirkan ke para petani yang akan diluncurkan pada hari ini dimana mempunyai keunggulan tingkat produktivitas yang tinggi, kecocokan pada lahan kering dan tahan terhadap penyakit”, ujar Nasir.

Hilirisasi Produk

Menteri Nasir juga menyoroti pentingnya hilirisasi produk. Hilirisasi produk juga harus dipertimbangkan, sehingga tercipta pusat ekonomi baru yang ditandai dengan lahirnya perusahaan pemula berbasis teknologi yang secara berkelanjutan. “Klon-varietas unggul yang telah dihilirkan ke seluruh perkebunan kopi dan kakao Indonesia ini harus dikembangkan baik dengan perbanyakan konvensional maupun dengan metode Somatic Embryogenesis (SE). Integrasi tanaman kopi dan kakao dengan ternak (sapi dan kambing) dan biogas juga perlu dikembangkan di samping memperkuat teknologi pasca panen. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi akan selalu mendukung upaya-upaya nyata dari CCSTP ini untuk menjadi pusat pertumbuhan perekonomian daerah dan nasional”, jelas Nasir.

Dalam upaya mendongkrak kesiapan teknologi hasil lembaga litbang dan meningkatkan jumlah teknologi yang dimanfaatkan oleh industri dan pelaku usaha, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi meluncurkan antara lain Program Pengembangan Kelembagaan Pusat Unggulan Iptek (PUI) untuk memperkuat dari sisi kelembagaan Iptek dan Program Pengembangan Kawasan Sains dan Teknologi yang mendorong hilirisasi hasil produk riset. Nasir mengatakan, “hari ini, kedua program tersebut bersinergi dengan didirikannya Taman Sains Tekno Kopi dan Kakao Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. Hal ini membuktikan bahwa sinergi antar program dapat dilakukan guna mendorong hilirisasi hasil riset.”

Pada acara yang berlangsung di KP Kaliwining dan juga dihadiri oleh Bupati Jember dr. Faida tersebut dilakukan secara simbolis diantaranya pemberian klon unggul baru dari Menristekdikti kepada para petani,dan penghargaan kepada pemenang Lomba Kopi Unggul 2015. (dzi/bkkpristekdikti)