Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi, Nanti Lebih Banyak Praktik

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) mulai tahun depan akan merevitalisasi pendidikan vokasi di tingkat perguruan tinggi. Pada tahap awal, terdapat 12 politeknik negeri yang akan menjalani program ini.

Menristekdikti Mohamad Nasir mengungkapkan, pendidikan vokasi harus bisa menghasilkan lulusan yang siap kerja. Sehingga, dalam proses pembelajarannya nanti harus diperbanyak bagian praktik ketimbang teori.

“Program revitalisasi pendidikan vokasi akan menggunakan sistem 3+2+1. Rinciannya tiga semester di kampus, dua semester di industri, dan satu semester akhir di kampus atau industri,” ujarnya dalam konferensi pers 2 Tahun Jokowi-JK di Bina Graha, Jakarta, Senin (24/10/2016).

Oleh karena itu, lanjut Nasir, politeknik nanti akan bermitra dengan industri. Saat ini sendiri, sudah ada tiga contoh politeknik yang melakukannya.

“Misalnya Polimari Semarang yang bermitra dengan Pelindo, Polman Bandung dengan 100 industri manufaktur, dan ATMI Surakarta dengan Astra,” tuturnya.

Dengan proporsi pembelajaran tersebut, artinya 70 persen pembelajaran di pendidikan tinggi vokasi berupa praktik, sedangkan 30 persen teori.

“Lulusan politeknik ini nanti juga menjadi tenaga pengajar di sekolah vokasi. Sehingga harus berkualitas untuk menjadi guru produktif. Nanti kami bekerjasama dengan Kemdikbud untuk kebutuhannya.

edunews.id