Select Page

Menristekdikti : Kebutuhan Dalam Negeri Mulai Terpenuhi dari Industri Indonesia

Menristekdikti : Kebutuhan Dalam Negeri Mulai Terpenuhi dari Industri Indonesia

Menristekdikti : Kebutuhan Dalam Negeri Mulai Terpenuhi dari Industri Indonesia

24 NOV 2016

JAKARTA – “Hasil riset jangan hanya berhenti di library (perpustakaan) saja, tapi riset ke depan harus menghasilkan suatu inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat, apakah masyarakat industri atau masyarakat pada umumnya,” demikian kalimat yang selalu di tekankan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir di hadapan para peneliti.

Untuk menunjang hal tersebut,  Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus melakukan upaya menghilirkan hasil inovasi para peneliti ke dunia industri. Salah satunya dengan melakukan penelitian berbasis apa yang sedang dibutuhkan dunia industri dan masyarakat saat ini. Dengan adanya kolaborasi 3I (Inovasi, Inventor, dan Innovator) dapat memberikan kontribusi dan kerjasama yang baik antara peneliti dengan industri, karena tanpa teknologi kehidupan juga tidak akan bermanfaat bagi masyarakat, namun dengan adanya dunia usaha sektor ekonomi pun akan semakin maju.

Dalam Kolaborasi Ristekdikti dan Industri untuk Indonesia tersebut, Menteri Nasir menyampaikan bahwa saat ini di Kemenristekdikti dalam pengembangan riset yang telah menjadi suatu inovasi adalah padi.

“Hasil riset padi ini dihasilkan oleh para peneliti baik di perguruan tinggi maupun lembaga – lembaga riset dibawah Kemenristekdikti yang telah menghasilkan beberapa inovasi , dilembaga riset BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) menghasilkan padi sidenuk, memiliki keunggulan lebih pulen dan hasil produksi lebih banyak,” ujarnya di perpustakaan kantor Mark Plus, 88 Office Kota Kasablanka, Kamis (24/11).

Selain itu, dibidang kesehatan dan obat, menghasilkan garam farmasi, selama ini garam di Indonesia 100% impor, semenjak ada garam farmasi hasil penelitian BPPT yang saat ini dikerjakan oleh PT. Kimia Farma, diharapkan Indonesia tidak impor lagi terhadap garam farmasi.

“Kebutuhan – kebutuhan dalam negeri sudah mulai bisa dipenuhi dari industri Indonesia,” tambah Menteri Nasir.

Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Jumain Appe menjelaskan bahwa ada 8 program inovasi teknologi yang menjadi prioritas di direktorat jenderal penguatan inovasi Kemenristekdikti yaitu, bidang pertanian dan ketahanan pangan, energi, kesehatan dan obat, teknologi informasi dan komunikasi, transportasi, matrial maju, hankam, dan maritime.

“Kami sangat senang sekali, Hermawan Kertajaya melalui Markplus Institut ini menjembatani antara dunia inovasi dengan dunia usaha, karena memang kita ini publikasinya sangat kurang, sehingga yang dihasilkan oleh ristekdikti jarang sekali dimanfaatkan oleh masyarakat maupun dunia usaha, seperti halnya yang telah disampaikan Bapak Menteri tadi, itu sebagaian kecil hasil riset yang kita miliki, untuk itu kita akan mendalami setiap dua minggu bersama dengan markplus institut berkomunikasi lebih dalam bagaimana kita bisa implementasikan hasil riset dan masalah peningkatan sumberdaya manusia di industri,” ujarnya.

Setelah mendengarkan hasil – hasil riset yang dijelaskan oleh Menristekdikti, para pemangku kepentingan di dunia industri yang hadir merespon positif dan sangat tertarik untuk bekerjasama dengan Kemenristekdikti kedepannya, seperti Martha Tilaar Group, PT. KAI (Kereta Api Indonesia), produsen mobil Nissan, dan masih banyak lagi.

Baca juga :

Kemenristekdikti, Politeknik dan PT Inka Kembangkan Perkereta-apian Indonesia

About The Author

Leave a reply