PENDIDIKAN TINGGI
Jumlah Melimpah, Daya Saing Lemah

Screenshot_374

14 Feb 2017

JAKARTA, KOMPAS — Perguruan tinggi Indonesia yang saat ini berjumlah 4.455 institusi dinilai sudah berlebih. Namun, daya saing lembaga-lembaga itu masih rendah karena penjaminan mutu secara nasional dan internasional belum memuaskan.

“Jumlah perguruan tinggi di Tiongkok yang penduduknya sekitar 1,3 miliar jiwa saja hanya sekitar 2.500 institusi,” kata Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Totok Prasetyo di Jakarta, Senin (13/2), dalam acara serah terima akreditasi institusi perguruan tinggi dengan hasil A kepada Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya.

Menurut Totok, saat ini baru 50 perguruan tinggi di Indonesia yang berakreditasi A. Baru dua PTN, yakni Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung, yang masuk dalam 500 universitas berkelas dunia.

Untuk itu, katanya, pemetaan perguruan tinggi dilakukan agar keberadaannya sesuai kebutuhan industri dan pembangunan. Imbauan merger untuk perguruan tinggi kecil sejenis dapat meningkatkan layanan mereka. Selain itu, mulai tahun ini, pendirian perguruan tinggi dan pembukaan program studi baru untuk bidang sosial humaniora ditutup karena jumlahnya sudah lebih dari 65 persen.

Rektor Unika Atma Jaya A Prasetyantoko mengatakan, tradisi akademik yang baik untuk menjaga mutu pendidikan menjadi komitmen kampusnya. “Komitmen pada mutu diharapkan mengantar untuk meraih pengakuan internasional. Namun, yang tidak kalah penting, memastikan tanggung jawab sosial perguruan tinggi untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa,” ujar Prasetyantoko. (ELN)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 Februari 2017, di halaman 12 dengan judul “Jumlah Melimpah, Daya Saing Lemah”.

Baca juga :

Perguruan Tinggi Indonesia yang Terakreditasi A per 22 Januari 2017

Kemristekdikti Imbau Kampus Kecil Merger