1 ) Duka Pasti Berlalu
Thursday, 28 October 2010
Bencana alam tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat serta letusan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta masih menyisakan duka bagi ayah, ibu, anak, istri, kerabat, dan tetangga para korban. Air mata mereka yang ditinggalkan masih membasah hingga kemarin. Namun, duka itu juga ikut dirasakan oleh seluruh bangsa Indonesia. Simpati dan empati disampaikan bagi warga di pengungsian maupun keluarga korban. Semua berharap mereka tabah menghadapi cobaan ini. Sebab, duka itu pasti akan berlalu dan berganti semangat untuk menjalani kehidupan yang lebih baik…
>>>
2 ) Candi Borobudur Terancam Keropos oleh Debu Vulkanik
http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2010/10/29/brk,20101029-287977,id.html
foto
Jum’at, 29 Oktober 2010 | 05:26 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta -Sampai hari ketiga pasca-letusan, Gunung Merapi masih menyimpan potensi bahaya. Aktivitas terakhir yang dilakukan Merapi berupa semburan awan panas ke arah selatan dengan jarak luncur sekitar 3,5 kilometer dari puncak gunung. “Belum ada perubahan status, Merapi masih berstatus awas,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Surono, kemarin. Kemarin awan panas kembali meluncur pada pukul 16.13 WIB. Semburan awan panas ini merupakan yang kedua kalinya sejak letusan Merapi pada Selasa lalu. Para pengungsi disarankan bertahan di pengungsian hingga kondisi Merapi aman. “Desa sekitar Merapi belum aman,” katanya.
…dst
Jum’at, 29 Oktober 2010 , 04:24:00
PADANGPARIAMAN – Juru bicara Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, menyatakan, pemerintah RI siap menerima bila ada negara lain yang ingin memberikan bantuan bagi musibah gempa dan tsunami yang melanda Kabupaten Mentawai, Sumbar baru-baru ini. Namun demikian pemerintah tidak akan mengemis bantuan ke negara lain. Bila ada negara lain yang ingin membantu korban gempa di Mentawai, lanjutnya, mungkin akan lebih tepat bila bantuan yang diberikan itu berbentuk uang bukan berbentuk barang. Sebab, akan lebih mudah mengkoordinirnya ketimbang bantuan berbentuk barang yang memungkinkan terjadinya penambahan biaya bagi pemerintah.
…dst
Jumat, 29 Oktober 2010 | 03:54 WIB
“Arem isogai gayekeu kalabai (Dengarlah, tante memanggilmu).”
Kalimat itu diucapkan Resai Siritoitet (36) berulang-ulang di tengah bekas permukiman di Dusun Sabeugunggung, Desa Betumonga, Kecamatan Pagai Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Kamis (28/10)…cut
Sosok mungil
Di tengah keadaan yang demikian, sejumlah orang di bawah tenda darurat yang didirikan di sekitar reruntuhan rumah warga dikejutkan oleh sesosok mungil yang bergerak di Sungai Pumonean, yang membelah wilayah permukiman itu. Ternyata sosok mungil tersebut adalah salah seorang warga, Andrifal Samaloisa (4), yang diketahui sudah empat hari hilang…cut…Saat dibawa ke bawah tenda darurat, terlihat bahwa Andrifal mengalami lecet-lecet di bagian dahi. Bocah itu tidak berkata apa pun. Diam seribu basa.
…dst
Jumat, 29/10/2010 02:39 WIB
Mentawai – Ada kisah menakjubkan di balik ganasnya gulungan tsunami di Kabupaten Mentawai yang menewaskan ratusan orang. Seorang bayi laki-laki berusia 18 bulan selamat setelah berada di rumpun pepohonan selama tiga hari. Seperti dilansir dari cbsnews, Kamis (28/10/2010), sang penyelamat bayi tersebut adalah seorang anak berusia 10 tahun yang awalnya mendengar tangisan bayi di rumpun pepohonan pada pantai Pagai Selatan, Mentawai. Anak tersebut lantas membawa bayi itu ke puskesmas terdekat. Petugas kesehatan, Hermansyah mengatakan bayi tersebut mengalami luka di kepala. Hermasyah juga memastikan bahwa kedua orang tua bayi tersebut telah meninggal dunia.
…dst
Jumat, 29 Oktober 2010 | 02:50 WIB
Pagai Utara, Kompas – Sebagian besar korban bencana tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Kamis (28/10), mulai mengalami keletihan mental menyusul bantuan yang tidak kunjung datang. Di sisi lain, tenaga dan peralatan untuk evakuasi dan pertolongan minim. …
…dst
Jumat, 29 Oktober 2010 | 02:51 WIB
Boyolali, Kompas – Awan panas kembali muncul dan terlihat hari Kamis (28/10) pukul 16.10, pada hari ketiga pascaerupsi Gunung Merapi. Kepulan awan panas ini terlihat dari Pos Pengamatan Merapi di Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Titik api diam di puncak mulai terlihat Kamis malam. Titik api itu tanda magma sudah sampai puncak dan siap mengalirkan lava. Kemungkinan erupsi eksplosif akan kecil sekali. Munculnya titik api itu diikuti keluarnya awan panas pukul 21.45 dan didahului awan panas pukul 19.50 berskala kecil dengan durasi 2-4 menit ke arah selatan di lintasan Kali Gendol, Sleman. Material awan panas diduga mengarah ke Kali Gendol di Sleman, DI Yogyakarta, sedangkan asap awan panas mengarah ke barat, yakni Kabupaten Magelang.
…dst
Jumat, 29/10/2010 01:23 WIB
Sleman – Peran relawan dalam proses evakuasi warga di sekitar Gunung Merapi cukup besar. Meski dituntut untuk berani melawan maut, sebagai seorang manusia biasa, ada rasa was-was dan ketegangan luar biasa juga di benak mereka. Meski himbauan akan bahaya Merapi telah dikumandangkan sejak beberapa hari sebelum gunung teraktif di Indonesia itu meletus, sudah bukan menjadi rahasia bahwa tidak sedikit warga yang memutuskan untuk tetap bertahan di kediamannya. Dan pada saat gunung Merapi meletus pertama kali pada Selasa 26 Oktober pukul 17.02 WIB, kepanikan pun terjadi. Dan di sinilah peran besar para relawan tampak. Mereka berjasa besar dalam membantu proses evakuasi yang karena tidak sedikit warga yang harus dipindahkan.
…dst
Jum’at, 29 Oktober 2010 , 00:50:00
JAKARTA – Selama ini, bencana yang paling akrab dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah banjir dan kebakaran. Namun pemerintah diingatkan agar bersiap-siap jika suatu saat bencana besar mengguncang Ibukota. Pasalnya, Jakarta yang menjadi bagian dari Pulau Jawa merupakan salah satu jalir cincin api sehingga termasuk dalam kawasan rawan gempa. Namun menurut anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS, Zulkifliemansyah, masyarakat Jakarta tidak memiliki kesiapan untuk menghadapi bencana gempa bumi. “Jakarta ini letaknya di ring of fire (cincin api di dalam perut bumi), tapi apa masyarakat sadar bahwa bencana mungkin terjadi” Masyarakat tidak memiliki antispasi apapun untuk menghadapi bencana. Jangankan masyarakat, para petugas yang dalam bencana harus berada di garis depan seperti petugas PMI, rumah sakit, polisi, tentara, departemen kesehatan dan seluruh instansi lainnya juga belum dipersiapkan untuk satu skenario terburuk yang sangat mungkin terjadi di Jakarta,” ujar Zulkifliemansyah kepada wartawan di Jakarta, Kamis (28/10)
…dst
Jumat, 29/10/2010 00:16 WIB
Jakarta – Korban tsunami di Kepulauan Mentawai terus bertambah. Data yang diperoleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) korban tewas mencapai 394 jiwa. “Hingga pukul 11.00 WIB korban meninggal 394 orang, hilang 312 orang,” kata petugas BPBD, Heri kepada detikcom, Kamis (28/10/2010) malam. Heri mengatakan, sebagian dari korban tewas telah dievakuasi. Sementara sebagian lainnya sudah dimakamkan. “Data itu dari 4 kecamatan dan 18 desa,” jelasnya.
…dst
11 ) Presiden SBY Pun Menangis
Seorang korban tsunami menangis di depan SBY karena kehilangan istri.
http://nasional.vivanews.com/news/read/185559-sby-menangis-saat-bertemu-korban-tsunami
Kamis, 28 Oktober 2010, 21:29 WIB
VIVAnews – Presiden Susilo Bambang VIVAnews – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjukkan rasa keprihatinannya terhadap para korban bencana gempa dan tsunami di Mentawai. Ketika berdialog dengan warga di Pagai Selatan yang kehilangan istrinya akibat terjangan tsunami, SBY sampai menitikkan air mata.
…dst
Kamis, 28 Oktober 2010 – 09:06 wib
JAKARTA – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) akan membantu pemulihan anak-anak yang mengalami stres akibat meletusnya Gunung Merapi. “Kami akan ajak mereka bermain sambil belajar,” tutur Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo, Rabu (27/11/2010). Pihaknya juga akan membimbing korban guru agar mereka tidak ikutan depresi akibat terlalu tidak mengajar atau berada di pengungsian.
…dst
Pray for Indonesia


Kamis, 28 Oktober 2010, 00:58 WIB
Rabu, 27 Oktober 2010, 20:23 WIB
Kamis, 28 Oktober 2010, 08:19 WIB
Kamis, 28 Oktober 2010, 06:05 WIB
ViVanews, 27 Oktober 2010 19:29 Wib
Kompas Cetak, 28 Oktober 2010
Sindo, 28 Oktober 2010
Antara, 28 Oktober 2010
Liputan 6 28/10/2010
Antara, 28 Oktober 2010

Liputan 6, 27/10/2010 23:08
Mahasiswa, Seniman, dan Wartawan, Galang Dana
Liputan 6, 27/10/2010 21:16
Dunia Ikut Berduka