KERJA SAMA PENELITIAN

Baru 150 Perguruan Tinggi Ikut IOER

Sabtu, 13 April 2013

Jakarta, Kompas – Dari sekitar 3.000 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia, baru sekitar 150 perguruan tinggi yang memanfaatkan Indonesia Open Education Resources, seperti ”Garuda” atau Garba Rujukan Digital yang merupakan rujukan e-jurnal. Begitupun peran sekitar 600 lembaga penelitian di Indonesia masih sangat rendah dalam memanfaatkan IOER.

”Padahal, IOER punya visi sangat bagus,” kata Zainal Arifin Hasibuan, Guru Besar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia sekaligus Wakil Ketua Pelaksana Harian Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Detiknas) di Jakarta, Kamis (11/4).

Hal tersebut disampaikan Arifin dalam seminar yang diselenggarakan SAP bekerja sama dengan Perdana Consulting dan PT IBM Indonesia bertema ”Excellent Students Services and Education System Toward World Class University”. Seminar dihadiri sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia.

Zainal mengatakan, Indonesia Open Education Resources (IOER) punya visi antara lain mewujudkan sumber daya pembelajaran terbuka, mulai dari materi pembelajaran, koleksi perpustakaan, hingga publikasi penelitian, serta pendidikan jarak jauh di jenjang pendidikan tinggi.

Meski demikian, peran perguruan tinggi serta lembaga penelitian dalam memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK), termasuk IOER, masih sangat rendah. Ini ditambah lagi dengan sinergi di antara mereka yang masih lemah. Akibatnya, prestasi akademik dan hasil penelitian Indonesia masih kalah jauh dibandingkan dengan negara lain di Asia.

Basuki Hardiman, Kepala Unit Sumber Daya Informasi Institut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan, Indonesia kurang memanfaatkan TIK untuk pendidikan. Padahal, pengembangan sumber belajar bisa terus ditingkatkan dengan fasilitas itu.

Malcolm Woodfiel, Global Vice President Education and Research Industry Business Solutions Public Services, mengatakan, pendataan di perguruan tinggi, mulai dari nilai belajar mahasiswa, dosen, jumlah lulusan, keuangan, dan masih banyak lagi, dapat dipermudah dengan TIK. Sebab, perguruan tinggi membutuhkan data dan informasi penting tersebut terkait dalam pengambilan kebijakan, termasuk perencanaan keuangan yang dibutuhkan. (ELN)

Sumber : Kompas Cetak