Setiap elemen yang Anda masukan ke dalam slide presentasi Anda akan menambah beban kognitif bagi audiens Anda. Cole (2015) dalam bukunya Storytelling with Data menyebutkan bahwa beban kognitif merupakan usaha mental yang diperlukan oleh audiens Anda ketika mereka memproses informasi yang Anda sajikan kepada mereka.

Yang perlu kita ketahui adalah otak kita memiliki keterbatasan dalam memproses informasi. Sebagai designer dari visualisasi data, maka kita perlu secara cerdas mengetahui bagaimana kita menggunakan otak dari audiens kita. Kita perlu menghilangkan elemen yang tidak memberikan nilai tambah dan tidak membantu audiens kita untuk memahami data yang kita sajikan.

Sejumlah konsep telah diperkenalkan dari waktu ke waktu dalam upaya menjelaskan dan membantu memberikan petunjuk bagi kita sebagai perancang visualisasi data untuk mengurangi beban kognitif bagi audiens kita.

Edward Tufte dalam bukunya The Visual Display of Quantitative Information mengenalkan konsep data-ink ratio. Ia mengatakan bahwa semakin banya tinta yang digunakan untuk data, semakin baik. Sementara itu, Nancy Duarte dalam bukunya Resonate menjelaskan konsep signal to noise ratio. Ia mengatakan bahwa kita perlu memaksimalkan signal to noise ratio dimana signal (sinyal) adalah informasi yang kita komunikasikan dan noise adalah elemen-elemen yang tidak menambah nilai dari pesan yang ingin kita sampaikan.

Oleh karena itu, dalam menyajikan visualisasi data, maka Anda harus memikirkan untuk meminimalkan beban koqnitif bagi audiens Anda.

Cole (2015) menyebutkan bahwa salah satu penyebab yang dapat berkontribusi pada beban kognitif adalah sesuatu yang disebut sebagai clutterClutter adalah elemen visual yang memakan ruang dalam slide, tetapi tidak menambah pemahaman bagi audiens kita. Karena itu, clutter adalah sesuatu yang mesti kita hindari dalam membuat slide presentasi.

Ketika kita harus mengidentifikasi elemen mana dalam slide presentasi kita yang merupakan sinyal (informasi yang ingin komunikasikan) dan noise atau clutter (elemen visual yang memakan ruang dalam slide, tetapi tidak menambah pemahaman bagi audiens kita), maka kita perlu menerapkan Prinsip Gestalt mengenai persepsi visual.

Cole (2015) menyebutkan bahwa ada 6 Prinsip Gestalt yang dapat kita gunakan untuk memudahkan audiens kita dalam memproses visualisasi data.

Mari kita bahas satu per satu prinsip tersebut.

Prinsip Gestalt # 1 : Proximity

Kita cenderung berpikir elemen atau obyek di dalam slide yang secara fisik berdekatan sebagai milik bagian dari sebuah grup.

Prinsip proximity ditunjukan pada gambar di bawah ini. Anda secara alami melihat titik-titik sebagai tiga grup yang berbeda karena kedekatan mereka relatif satu sama lain.

Prinsip proximity ini dalam prakteknya dapat diterapkan dalam visualisasi data. Anda perhatikan slide di bawah ini, kita dapat memanfaatkan prinsip proximity dari Gestalt dengan meletakkan label data (ticket received dan ticket processed) tepat di sebelah data yang disajikan pada slide di bawah.

Prinsip Gestalt # 2 : Similarity

Obyek atau elemen yang memiliki warna, bentuk, ukuran atau orientasi yang sama dianggap terkait atau menjadi bagian dari suatu kelompok. Pada slide di bawah ini, Anda secara alami mengasosiasikan lingkaran biru bersama-sama pada sebelah kiri atau kotak persegi abu-abu bersama-sama pada sebelah kanan.

Jika sebelumnya kita memanfaatkan prinsip proximity dari Gestalt, maka kita juga dapat memanfaatkan prinsip similarity dengan membuat label data berwarna sama dengan data yang disajikan seperti yang dipaparkan pada slide di bawah ini. Penggunaan prinsip similarity ini memberikan isyarat visual untuk audiens kita yang mana mereka dapat mengatakan bahwa itu merupakan dua informasi yang terkait.

Prinsip Gestalt # 3 : Enclosure

Kita berpikir bahwa elemen atau obyek yang secara fisik terlingkupi bersama merupakan milik dari suatu grup. Tidak perlu melingkupi yang kuat untuk melakukannya. Dengan menggunakan kotak atau bayangan (shade) yang halus sudah cukup seperti yang disajikan pada slide di bawah ini.

Satu cara kita dapat memanfaatkan prinsip enclosure adalah dengan menggambar sebuah perbedaan visual dalam data yang kita sajikan seperti yang ditunjukkan pada slide di bawah ini. Daerah shade (bayangan) yang menggunakan warna abu-abu menunjukkan bahwa ada pemisahan data sebelum bulan Agustus dan sejak bulan Agustus.

Penggunaan shade (bayangan) tersebut dapat membantu memudahkan audiens kita untuk memahami informasi yang terjadi sejak bulan Agustus sampai bulan Desember dimana ada perbedaan (gap) antara tiket yang diproses dengan tiket yang diterima.

Karena itu, dengan menggunakan visualisasi data seperti ini, maka Anda dapat menyampaikan kepada audiens Anda bahwa ada yang perlu dilakukan untuk mengatasi perbedaan tersebut. Misalnya, dengan menambah orang yang bekerja di bagian tiket agar tiket yang diproses bisa sama dengan tiket yang diterima.

Prinsip Gestalt # 4 : Closure

Konsep closure mengatakan bahwa orang-orang menyukai hal-hal yang sederhana dan sesuai dengan kontruksi yang sudah ada ada di kepala mereka. Karena hal ini, orang-orang cenderung menganggap sekumpulan elemen individu sebagai sebuah elemen tunggal yang mereka kenal ketika ketika ada elemen yang hilang.

Misalnya, elemen yang ditunjukkan pada slide di bawah ini adalah sebuah lingkaran yang tidak utuh. Orang akan cenderung menganggap sebagai sebuah lingkaran terlebih dahulu sebagai sebuah kontruksi yang sudah ada di kepala mereka dan baru setelah itu menganggap sebagai elemen individu yang merupakan shape yang terpisah.

Adalah umum untuk aplikasi pembuatan chart dengan menggunakan Excel untuk mempunyai  pengaturan sesuai dengan keadaan aslinya (default setting) seperti batas chart (chart border) dan bayangan background (background shading).

Prinsip closure mengatakan kepada kita bahwa batas chart dan bayangan background ini tidak diperlukan. Kita dapat menghilangkannya dan chart kita masih tampak sebagai sebuah entitas yang kohesif. Ketika kita menghilangkan elemen yang tidak diperlukan tersebut, maka data kita tampak lebih menonjol seperti yang diperlihatkan pada slide di bawah ini.

Prinsip Gestalt # 5 : Continuity

Prinsip continuity mirip dengan closure. Ketika kita melihat elemen atau obyek, maka mata kita akan mencari lintasan yang terhalus dan menciptakan secara alami kontinuitas apa yang kita lihat bahkan di tempat yang tidak terlihat secara eksplisit.

Seperti yang diperlihatkan pada slide di bawah ini, jika kita mengambil obyek atau elemen kotak persegi yang atas seperti terlihat pada gambar no 1 dan menariknya ke atas seperti yang tampak pada gambar no 2 yang mana dapat dengan mudah menjadi seperti apa yang ditampilkan pada gambar no 3.

Dalam penerapan prinsip continuity ini, kita dapat menghilangkan sumbu vertikal dari diagram batang seperti slide di bawah ini. Mata kita sesungguhnya masih melihat bahwa diagram batang sebaris dengan data yang di sebelahnya karena adanya lintasan halus yang berupa white space  antara label data yang sebelah kiri (A, B, C, D, E) dan data pada sebelah kanan. Seperti yang kita lihat dengan prinsip closure dalam penerapannya, maka menghilangkan elemen yang tidak perlu akan membuat data kita tampak lebih menonjol.

Prinsip Gestalt # 6 : Connection

Prinsip Gestalt yang terakhir adalah connection. Kita cenderung berpikir elemen atau obyek yang terhubung secara fisik sebagai bagian dari suatu kelompok. Elemen yang terhubung mempunyai nilai asosiatif yang lebih kuat dari pada warna, ukuran atau bentuk yang serupa.

Perhatikan slide di bawah ini. Mata kita akan shape yang berpasangan yang terhubung dengan garis dari pada shape dengan warna atau ukuran yang sama. Itulah prinsip connection dalam prakteknya.

Elemen atau obyek yang terhubung dengan prinsip connection sesungguhnya tidak lebih kuat dari elemen yang menggunakan prinsip enclosure, tetapi kita dapat memberikan impak hubungannya melalui ketebalan dan kegelapan warna kotak untuk menciptakan hirarki visual yang diinginkan.

Hirarki visual adalah struktur visual yang memberi tahu tingkat kepentingan suatu elemen desain dibandingkan dengan elemen yang lain.

Salah satu cara yang kita sering manfaatkan untuk penerapan prinsip connection ini adalah menghubungkan titik-titik dengan garis yang membantu mata audiens kita melihat keteraturan dalam data seperti yang ditunjukkan pada slide di bawah ini.

Demikianlah, 6 prinsip Gestalt yang dapat Anda gunakan untuk memudahkan audiens Anda dalam memproses data visual. Pertama, proximity. Kedua, similarity. Ketiga, enclosure. Keempat, closure. Kelima, continuity. Dan keenam, connection.

Seperti yang Anda lihat, prinsip Gestalt dapat membantu kita memahami bagaimana orang melihat elemen atau obyek dalam slide presentasi kita. Prinsip Gestalt ini dapat kita gunakan untuk mengidentifikasi elemen yang tidak diperlukan dan memudahkan pemrosesan komunikasi visual kita bagi audiens kita.

 

Sumber : https://erry-ricardo.com/2021/08/30/6-prinsip-gestalt-yang-dapat-anda-gunakan-untuk-memudahkan-audiens-anda-dalam-memproses-visualisasi-data/#.YS7CHI4zaMp