Kemristekdikti Perbaiki Hubungan dengan PTS

10 Juni 2016

JAKARTA – Sebagian pengelola perguruan tinggi swasta (PTS) masih merasa Kemristekdikti menganaktirikan mereka. Apalagi, banyak informasi dari pusat tidak sampai ke kampus swasta di daerah.

Hal ini menjadi kendala tersendiri dalam pengelolaan PTS di Tanah Air. Menristekdikti M Nasir pun tidak menampik hal tersebut.

“Selama ini terjadi komunikasi yang kurang baik antara PTS dan Kemristekdikti, yaitu melalui kopertis. Oleh sebab itu saya ingin ada mediasi dan pertemuan rutin antara Kopertis, Aptisi, ABP-PTDI, serta Kementerian,” ujar Nasir ditemui di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Jumat (10/6/2016).

Nasir mengungkapkan, komunikasi yang kurang terjalin dengan baik menyebabkan kebijakan dari pusat tidak disampaikan dengan baik di daerah. Padahal, hal tersebut juga menyangkut pembinaan terhadap masalah-masalah di PTS.

“Supaya pembinaan PTS menjadi lebih baik. Jangan sampai ditemukan lagi perguruan tinggi yang abal-abal, dan sebagainya. Perguruan tinggi harus sehat, apalagi kita ada di era kompetisi sehingga kualitas harus dijaga,” tuturnya.

Salah satu upaya memperbaiki hubungan antara Kemristekdikti dengan PTS se-Indonesia adalah dengan mengundang seluruh Kopertis beserta Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) dan Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABP-PTSI) untuk melakukan rapat koordinasi PTS. “Pertemuan tersebut dilakukan sebagai upaya menjalin hubungan baik antara Kemristekdikti dengan PTS di Indonesia,” imbuh Nasir.

Rapat koordinasi tersebut melibatkan tiga direktorat jenderal di Kemristekdikti, yakni Ditjen Kelembagaan dan Dikti, Ditjen Sumber Daya Iptek Dikti (SDID), dan Ditjen Riset dan Pengembangan (Risbang). Mantan Rektor Terpilih Universitas Dipenogoro (Undip) itu berharap, pertemuan tersebut dapat menyelesaikan persoalan atau kendala yang masih dialami PTS.

“Dengan pertemuan ini jangan sampai ada konflik terjadi, misalnya di suatu yayasan dengan PTS. Karena hal tersebut mempengaruhi kualitas kelulusan,” tukasnya. (rfa)