Program SM-3T Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Daerah 3T

Oleh Firman Hidayat – 30 December 2013

Jakarta,  Setiap tahunnya Kemdikbud mengirimkan sekitar 3000 guru SM-3T untuk mengajar di daerah 3T “,  ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh pada Jumpa Pers Akhir Tahun 2013 yang berlangsung di Gedung D Kemdikbud.

Program Sarjana Mendidik Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T) merupakan Program Pengabdian Sarjana Pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) selama satu tahun. Dengan adanya program ini, sekolah-sekolah di daerah 3T yang kekurangan guru akan mendapatkan tambahan tenaga pendidik yang cukup dan cakap.

” Jika masyarakat daerah 3T kesulitan mengakses sekolah yang memiliki guru yang cukup dan cakap di daerah mereka, melalui program ini kita datangkan guru SM-3T  dari berbagai perguruan tinggi Indonesia ke daerah tersebut”, pungkas Mendikbud.

Pada kesempatan berbeda, Dirjen Pendidikan Tinggi Djoko Santoso menjelaskan bahwa program ini memiliki tujuan mulia yakni untuk menjawab tantangan pendidikan, sekaligus melakukan percepatan pembangunan yang berbasis pada penyiapan pendidikan yang bermutu bagi seluruh putra-putri bangsa utamanya bagi mereka yang berada di daerah 3T. Program SM3T merupakan solusi jangka pendek untuk mengatasi kebutuhan  guru di daerah 3T. Setelah selesai mengabdi selama satu tahun, para sarjana tersebut akan  kembali lagi ke daerah  masing-masing untuk mengikuti program profesi guru dan diganti oleh peserta SM3T gelombang berikutnya

Program SM-3T telah memasuki tahun ketiga penyelenggaraannya. Pada awalnya,  peserta SM-3T gelombang pertama hanya mengabdi di daerah 3T pada empat provinsi yakni Aceh, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara dan Papua. Memasuki tahun ketiga, daerah pengabdian berkembang menjadi sembilan provinsi meliputi Aceh, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Papua, Papua Barat, Kepulauan Riau,Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Maluku. Peserta SM3T merupakan sarjana dari 12 kampus Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) se-Indonesia. (Firman Hidayat)