Kondisi Merapi Versi Geolog LIPI & Singapura
Letusan Merapi saat ini dari magma-dalam. Apakah mungkin terjadi letusan yang lebih besar?
Jum’at, 5 November 2010, 17:35 WIB

VIVAnews – Merapi kembali meletus dini hari tadi, lebih dahsyat dari letusan pertama pada 26 Oktober 2010 lalu. Bahkan, yang terakhir ini mungkin yang terdahsyat dalam kurun waktu 100 tahun terakhir. Letusan Merapi telah merenggut 69 jiwa. Awan panas menerjang Desa Argomulyo yang jaraknya 18 kilometer dari puncak gunung. Ini kali pertamanya malapetaka terjadi di sana. Sementara, kota Yogyakarta sedang bersiap menghadapi banjir lahar dingin. Status Siaga I diberlakukan.

Apakah Merapi akan berangsur normal atau justru sedang bersiap memuntahkan energi yang lebih besar, belum ada jawaban pasti.
Baru saja ada diskusi antara para geolog Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Earth Observatory of Singapore (EOS) tentang kondisi Merapi. Menurut sumber yang dapat dipercaya, ada sejumlah kesimpulan yang ditarik dari diskusi tersebut.

Pertama, letusan Merapi saat ini berbeda dengan letusan sebelumnya sejak tahun 1870-an. Letusan sebelumnya berasal dari magma dangkal, dengan kedalaman sekitar 2 kilometer. “Sekarang tipe eksplosif karena kelihatannya berasal dari magma yang sangat dalam, 6 sampai 10 kilometer,” demikian informasi yang diperoleh VIVAnews, Jumat, 5 November 2010.

Situasi juga jadi makin sulit untuk diprediksi. Salah satu sebabnya: peralatan yang masih berfungsi hanya seismometer. Sementara, alat lainnya seperti alat monitoring deformasi (EDM dan tilt meter), alat pencatat gas, dan alat monitoring visual, rusak. Karena itu, jangankan mengetahui apa yang terjadi dengan Merapi, untuk mengetahui apa saja aktivitas Merapi saat ini, sulit dilakukan.

“Apakah mungkin terjadi letusan yang lebih besar? Jawabannya, data yang ada tidak cukup untuk menjawab hal ini,” salah satu geolog mengeluh.

Para geolog was-was karena mereka tidak bisa mengetahui berapa besar kantung magma-dalam dan berapa besar feeding dari bawah atau mantel Merapi. Meski demikian, ada cara lain untuk membantu memprediksi letusan selanjutnya, yakni dengan melihat komposisi kimia dari bahan-bahan yang dimuntahkan. “Ini yang sedang dilakukan oleh para ahli di Yogyakarta,” kata sumber itu.

(kd) • VIVAnews

Sumber : http://nasional.vivanews.com/news/read/187095-ini-situasi-merapi-menurut-para-ahli

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Surono: Letusan Besar Merapi Bisa Terjadi
“Ini skenario ketiga yang tidak saya sukai. Ini dapat membuat eksplosif menjadi besar.”
>>>
Jum’at, 5 November 2010, 01:19 WIB
VIVAnews – Aktivitas Gunung Merapi melewati tengah malam semakin meningkat. Radius zona aman diperluas menjadi di luar 20 kilometer. Kondisi ini diduga adanya dorongan magma terdalam yang bisa memicu ledakan dahsyat.

“Ini adalah skenario ketiga yang tidak saya sukai. Ini dapat membuat eksplosif menjadi besar karena yang mendorong sekarang adalah magma paling dalam,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Doktor Surono, di tvOne, Jumat 5 November 2010 dini hari.

Menurut Surono, akibat dorongan magma terdalam dari gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah-DIY itu, terjadi getaran secara terus-menerus. Getaran timbul terus meluas. Maka itu, PVMBG mengeluarkan imbauan agar pengungsi mundur dari titik maksimum batas bahaya 20 kilometer. Ini merupakan perluasan radius bahaya kedua setelah awalnya ditetapkan 10 dan 15 kilometer dari puncak Merapi.

Surono menambahkan, letusan yang terjadi sampai detik ini merupakan rangkaian letusan sejak Rabu 3 November 2010 sekitar pukul 11 siang. “Letusan belum berhenti, getaran semakin kuat. Satu letusan besar bisa terjadi,” ujar doktor gunung berapi lulusan Prancis ini.

Peningkatan aktivitas Merapi terjadi menjelang tengah malam atau dini hari Jumat 5 November 2010. Peningkatan aktivitas Merapi ditandai dengan adanya suara gemuruh menggelegar yang tidak kunjung berhenti.• VIVAnews

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Aman dari Letusan Merapi? Pakai Aplikasi Ini
Dengan aplikasi ini masyarakat bisa mengukur resiko terkena amukan Merapi.

http://teknologi.vivanews.com/news/read/187075-aplikasi-penghitung-jarak-gunung-merapi

Jum’at, 5 November 2010, 16:48 WIB

VIVAnews – Merapi yang terus menyebarkan material vulkanik ke segenap penjuru dan membuat banyak orang harus lintang-pukang menjauh dari gunung berapi teraktif Indonesia itu. Bila sebelumnya daerah yang aman dari amukan Merapi cuma sekitar 10 km, kini masyarakat harus terus menjauh hingga 20 km.
Lalu, apakah lokasi Anda dan keluarga Anda aman?
Untuk mengetahui secara pasti seberapa jauh lokasi Anda dengan kepundan Merapi yang terus ‘batuk’, Staf Khusus Presiden RI Bidang Bencana dan Bantuan Sosial Andi Arief punya trik khusus. Ia menyarankan agar masyarakat sekitar Merapi menggunakan sebuah aplikasi web khusus di alamat
http://students.ukdw.ac.id/~22074214/hitungjarak.php#.
“Hitung jarak tempat tinggal Anda dari puncak Merapi dengan software ini. Jika kurang dari 20 km, berarti Anda harus mencari lokasi yang lebih jauh, karena zona aman ada di luar radius 20 km,”  tweet Andi Arief di akunnya, @andiariefnew.
Caranya cukup simpel. Aplikasi yang menggunakan teknologi Google Map itu memiliki dua pin penanda lokasi berwarna merah muda. Pin pertama musti diletakkan di titik kawah Merapi (letaknya di Utara kota Yogyakarta).
Aplikasi penghitung jarak Gunung Merapi
Kemudian, letakkan pin kedua di lokasi Anda. Maka, kita akan langsung mendapatkan jaraknya di bagian sudut kiri atas peta. Belum diketahui, siapa pembuat aplikasi yang menggunakan bahasa pemrograman PHP ini.
Tapi, dari alamat webnya, kemungkinan besar aplikasi bermanfaat ini adalah besutan anak-anak mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.
Yang jelas, bila jarak lokasi Anda kurang dari 20 km dari Gunung Merapi, segeralah mengevakuasi diri. (kd)

• VIVAnews